Bangkok (ANTARA News) - Sekitar 300 orang pada Kamis berkumpul di sebuah rumah sakit di Bangkok tempat Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, raja yang paling lama berkuasa, berada dalam kondisi belum stabil sementara pemerintah mendesak investor pasar saham mengabaikan rumor.

Istana dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam menyatakan kondisi kesehatan raja "secara keseluruhan belum stabil" dan raja berusia 88 tahun itu masih menggunakan ventilator dan menghadapi infeksi baru.

Pernyataan itu keluar menyusul pernyataan Minggu yang mengatakan bahwa sang raja berada dalam keadaan tidak stabil setelah menjalani hemodialisis atau cuci darah.

Warga berkumpul dan berdoa di luar Rumah Sakit Siriraj, yang berada di dekat Sungai Chao Phraya di Bangkok.

Beberapa di antaranya mengenakan pakaian kuning, warna raja, dan yang lainnya mengenakan pakaian merah muda, warna yang mereka yakini akan membawa perbaikan kesehatan sang raja. Beberapa orang di antaranya berdoa.

"Saya khawatir jadi saya datang kesini untuk menyaksikannya sendiri," kata seorang ibu rumah tangga, Thornpan Tornueng (67).

"Sore ini saya akan ikut serta dalam aksi untuk Raja," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Komandan polisi wilayah Rithee Visetkamin mengatakan lebih banyak orang diperkirakan akan berkumpul di rumah sakit hari ini.

Raja telah lama dipandang sebagai sosok pemersatu di Thailand, yang mengalami ketidakpastian politik dalam beberapa tahun terakhir. Kesehatannya, yang dipantau dengan seksama, merupakan sebuah subjek sensitif.

Ketentuan penghinaan terhadap kepala negara yang tegas berarti perbincangan publik terkait kesehatan dan segala rencana suksesi akan dijatuhi hukuman penjara dalam waktu yang lama.

Para investor di Bursa Saham Thailand telah menjuali saham sejak pernyataan Minggu lalu dari Biro Rumah Tangga Kerajaan terkait kesehatan sang raja.

Indeks utama turun hingga 6,9 persen pada Rabu dan mencapai angka terendah sejak 1 Maret, namun pulih menjadi turun 2,5 persen, yang terendah sejak akhir Mei. Dan turun 2,1 persen pada jeda tengah hari Kamis.

Wakil Perdana Menteri Somkid Jatusripitak mengatakan dia telah meminta Komisi Sekuritas dan Bursa
(Securities and Exchange Commission/SEC) untuk menyelidiki rumor-rumor yang mempengaruhi pasar.

"Saya akan memberi tahu SEC untuk menyelidiki siapa yang menyebarkan berita itu dan siapa yang menyebabkan harga saham turun. Warga asing menunggu untuk membeli saham dan warga Thailand menjualnya," Somkid mengatakan kepada para wartawan.

"Saya kira itu tidak menguntungkan untuk dilakukan karena ini saat yang penting bagi negara dan kita sebaiknya tidak merusak diri sendiri".

"Jangan dengarkan rumor. Tolong hanya dengar pemerintah," dia menambahkan.

Pemerintah pada Rabu mendesak orang-orang untuk mengabaikan sejumlah rumor di media sosial dan menunggu pengumuman resmi. (Uu.Ian/KR-MBR)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016