New York (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dalam kunjungannya di Washington, DC, Amerika Serikat, pada 16-18 April, mengungkapkan kepada berbagai pihak, termasuk Pemerintah dan Kongres AS, betapa minimnya situasi anggaran pertahanan Indonesia. "Kita prihatin adanya keterbatasan anggaran di tahun mendatang berkaitan dengan layanan kita terhadap publik," kata Menhan dalam keterangan pers KBRI-Washington DC yang diterima ANTARA, Kamis. Masalah keterbatasan dana, menurut keterangan KBRI, diungkapkan Menhan saat bertemu dengan berbagai kalangan di Washington DC. Kendati mengalami keterbatasan, Juwono menegaskan bahwa Departemen Pertahanan tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dalam batas-batas kemampuan, berapapun anggaran yagn dialokasikan. Selama berada di Washington, Menhan Juwono secara terpisah melakukan pertemuan dengan Menlu AS Condoleezza Rice, Wakil Menteri Pertahanan Gordon England, serta Senator Christopher S Bond -- anggota Sub Committee State Foreign Operation, Appropriations Committee Senat -- dan Senator Howard Berman, yang merupakan anggota Committee on Foreign Relations. Rangkaian pertemuan yang juga mencakup sejumlah LSM di AS itu, menurut Juwono, ditujukan untuk menjelaskan bahwa Departemen Pertahanan RI telah secara sungguh-sungguh menjalankan upaya demokratisasi dan penegakkan hukum. Dari hasil pertemuannya dengan Rice maupun England, Menhan mendapatkan penegasan bahwa Pemerintah AS sangat mendukung upaya reformasi di Indonesia. Washington juga menilai bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah orang yang tepat yang dapat memimpin reformasi secara bertahap di Indonesia. Pemerintah AS juga menegaskan kembali dukungannya terhadap Papua sebagai bagian utuh dari Negara Kesatuan RI. Sementara itu, berdasarkan pertemuan dengan Senator Christopher Bond dan Senator Howard Berman, Menhan Juwono mengungkapkan bahwa Kongres AS masih menginginkan adanya perbaikan kinerja TNI Angkatan Darat. Dalam kesempatan bertemu dengan kedua senator, Juwono menjelaskan peran Kopassus TNI AD saat ini, khususnya dalam membantu tanggap darurat saat terjadi bencana. Kepada kedua anggota Kongres, Juwono sebaliknya meminta agar AS dapat memahami bahwa reformasi yang dilakukan Indonesia memerlukan waktu dan karenanya bantuan dan kerjasama dengan berbagai pihak sangat diperlukan. Selama di Washington, Menhan Juwono juga melakukan pertemuan dengan LSM-LSM AS yang kerap mengecam Pemerintah RI terkait dengan pelanggaran HAM di masa lalu maupun LSM yang cenderung mendukung lepasnya Papua dari NKRI. LSM yang sempat yang ditemuinya termasuk ETAN (East Timor Action Network), Amnesty International, Human Rights Watch dan Human Right First. Isu-isu yang dibahas dalam pertemuan Juwono dengan pihak LSM di AS itu antara lain masalah penyelesaian pelanggaran HAM di masa lalu, reformasi bisnis TNI serta situasi keamanan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Aceh dan Papua. Sementara itu, berdasarkan laporan ANTARA dari Inggris, usai mengunjungi Washington, Menhan Juwono Sudarsono akan bertandang ke Italia selama tiga hari, yaitu 19-21 April. Selama di Italia, Juwono akan mengunjungi pabrik galangan kapal Fincantieri di La Specizia serta melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Italia, Arturo Parisi. (*)

Copyright © ANTARA 2007