Pasuruan (ANTARA News) - Permadi, anggota Komisi I DPR RI, meminta kontrak bisnis antara TNI Angkatan Laut dengan PT Radjawali Nusantara Indonesia (RNI) di kawasan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, segera diakhiri. "Ini lahan strategis, bukan lahan bisnis," katanya saat berdialog dengan Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), Laksamana Madya TNI Moekhlas Sidik, dan perwakilan warga Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, di pendapa Peringgitan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Jumat. Ia menegaskan, bisnis TNI harus segara diakhiri dan dihitung untung ruginya untuk ditanggung bersama. Permadi juga berharap, agar operasional TNI AL seluruhnya dipusatkan di Surabaya saja, sedangkan tanah Grati digunakan sebagai pusat manajemen dan pendidikan. "Bukan sebagai pusat latihan tempur," pintanya. Ia berharap, setelah insiden penembakan yang dilakukan oknum Marinir terhadap warga, tidak lantas menjadi ajang permusuhan antara TNI dengan rakyat. Sementara itu, Moekhlas Sidik menjelaskan, kontrak kerja antara TNI AL dengan PT RNI sesuai kontrak yang telah disepakati akan berakhir 2018 mendatang. Namun TNI AL, kata Pangarmatim, akan mengakhiri kontrak kerja tersebut tahun 2007 ini. Kontrak kerja antara TNI AL dengan PT RNI adalah budidaya tebu di lahan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Grati. Tanaman tebu yang ada kini sudah memasuki musim tebang. Namun, Pangarmatim menyatakan, keberatan jika Puslatpur Grati dipindah ke Surabaya, karena sejak rencana semula tanah Grati telah ditetapkan sebagai Puslatpur Marinir. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007