Ternate (ANTARA News) - Gempa bumi yang melanda Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara (Malut) secara berturut-turut mulai dari 1,6 SR (skala richter) sampai 3,9 SR, nanti sore mencapai 4,0 kemudian 4,2 dan sore 4,7 SR membuat warga setempat panik.

Salah seorang warga Jailolo, Rustam Ajim ketika dihubungi, Kamis, mengatakan sejumlah kerabat dan tetangganya terpaksa menyelamatkan diri ke tempat yang aman dari goncangan gempa bumi yang terjadi dalam beberapa kali.

Sehingga, mereka bersama keluarganya mencari tempat yang aman, karena gempa yang berlangsung beberapa kali itu membuat keluarganya panik.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Ternate, Kustoro Hariyatmoko ketika dihbuungi mengatakan, gempat yang terjadi sejak siang tadi ada sekitar 330 kali, tapi yang kita analisa 50 lebih karena sensor kita kurang rapat, kita hanya gunakan sensor yang di Galela, Labuha, dan Ternate.

Sedangkan, untuk magnitudo gempa bumi yang tercatat menunjukkan peningkatan dari pagi hingga sore tadi, karena gempa bumi yang terjadi ini, ada kemiripan dengan gempa bumi yang terjadi di Halmahera Barat tahun 2015 lalu.

Dia mengakui, gempa ini lebih disebabkan adanya deformasi batuan di bawah permukaan di wilayah daratan Halmahera Barat.

"Gempa yang terjadi sore tadi dengan magnitudo 4,7 SR itu lumayan besar dan kedalamannya dangkal. Magnitudo itu lebih besar dari gempa bumi swam tahun 2015 lalu," katanya.

Untuk itu, BMKG Kota Ternate telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat Halmahera Barat melalui BPBD setempat agar masyarakat di daerah Jailolo dan sekitarnya tetap tenang. Warga diminta terus mengikuti arahan BPBD dan informasi dari BMKG serta tidak terpancing isu dari sumber yang tidak bertanggungjawab.

Wakil Bupati Halbar Zaki Mando ketika dihubungi sebelumnya meminta para imam di Masjid ikut berdoa begitu juga dengan pihak pendeta di Kristen, jadi diimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dan teruslah mewaspadai.

Selain itu, saat di singgung pihak Pemkab Halbar, bakal hadirkan tim ahlih Gempa di Halbar, dengan maksud bisa menangani cepat potensi-potensi gempa.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017