Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Bersenjata (AB) Amerika Serikat untuk Kawasan Pasifik melakukan lokakarya (workshop) bersama di Jakarta mengenai panganggulangan bencara alam. Lokakarya yang dimulai, Senin (11/6) dan akan berlangsung selama sepekan hingga Jumat (15/11) tersebut diikuti 23 negara dari kalangan tentara, para pejabat dari kementerian terkait, Palang Merah, dan kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Manajer Program Pelatihan Multinasional pada AB AS untuk Kawasan Pasifik, Scott A. Weidie, kepada wartawan di sela-sela acara tersebut menjelaskan, lokakarya ini merupakan hasil kerjasama yang baik antara TNI dan AB AS Untuk Kawasan Pasifik menyangkut penanggulangan bencana. "Lokakarya ini menitikberatkan pada upaya peningkatan peran peran militer dalam penanganan bencana," katanya. Selain itu, menurutnya, tujuan lokakarya juga tentu saja untuk memperkuat hubungan antara TNI dan Angkatan Bersenjata AS. Sementara itu, Dr Puji Pujiano, pakar kebijakan dan perundang-undangan pada Program Pembangunan PBB (UNDP), yang ditugasi memberi keterangan pers kepada wartawan dalam lokakarya tersebut, mengemukakan, lokakarya ini untuk memetakan hubungan antara ancaman bencana, mekanisme perencanaan, dan identifikasi Protap. Di samping itu, menurutnya, untuk mendukung perumusan peran TNI dalam penanganan bencana dalam konteks Rencana Aksi Nasional- Pengurangan Risiko Bencana, dan perumusan undang-undang penanggulangan bencana. "Mendukung upaya-upaya perencanaan kontinjensi, khususnya pengembangan Protap, manakala tindakan itu melibatkan kerjasama regional dan internasional," katanya. Adapun pembicara dalam lokakarya itu para pakar dari PBB, AS, Pengamat, DPR, BAKORNAS dan Palang Merah. Menurut Scott Wiedie, kerjasama militer kawasan telah terbukti potensial untuk merepson bencana, sebagaimana terlihat pada bencana tsunami di Aceh dan Jogyakarta, juga bencana di negara-negara lainnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007