Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto mengatakan pembatasan (restriksi) bantuan militer Amerika Serikat kepada Indonesia tidak terkait insiden Pasuruan yang menewaskan empat orang warga sipil pada dua pekan lalu. "Saya sudah lama mendengar isu tersebut (pembatasan bantuan militer) jauh sebelum kasus Pasuruan terjadi," katanya, di sela-sela Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, di Jakarta, Rabu. Djoko mengungkapkan masih banyak upaya-upaya dari Senator AS melalui Kongres untuk membatasi bantuan militer pada Indonesia. Akan tetapi, lanjutnya, hal itu tidak perlu dikhawatirkan mengingat selama ini TNI telah menjajaki sumber-sumber lain, selain AS, untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista). Panglima TNI mengatakan banyak negara lain yang dapat dijadikan sumber pengadaan alutsista TNI, seperti negara Eropa dan negara-negara Timur. Sebelumnya, anggota Partai Demokrat AS, Nita Lowey, mengusulkan kepada Kongres untuk melakukan pembatasan terhadap bantuan militer kepada Indonesia, menyusul bentrokan warga Desa Alas Tlogo, Pasuruan, dengan aparat Marinir TNI-AL yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Tidak itu saja, pembatasan juga dilakukan karena reformasi TNI yang telah berjalan saat ini diangggap AS belum maksimal dan pertanggungjawaban tentang penyelesaian insiden September 1999 di Timor Leste juga belum tuntas. Menanggapi itu, Menteri Pertahanan Juwono mengemukakan pihaknya melalui KBRI di AS terus melakukan pembicaraan agar pembatasan tidak menjadi kebijakan baru pemerintah AS. Berdasar Surat Panglima TNI Nomor B/4239-04/20/43/Sru pada 2 Desember 2005 kemungkinan kebutuhan materiil dari AS antara lain suku cadang panser V-58 (89 item), suku cadang Commando Ranger (54 item), suku cadang Commando Scout (58 item) dan suku cadang helikopter Bell-205 serta N-Bell 412 masing-masing 60 dan 14 item. Masing-masing komponen itu merupakan kebutuhan materiil untuk TNI Angkatan Darat, termasuk helikopter latih Schweizer. Sedangkan untuk TNI Angkatan Laut antara lain suku cadang MK-46 TPO, suku cadang peluru kendali Harpoon, suku cadang pesawat Cassa 212 Nomad Bell-412 dan Nomad N22/24. Untuk TNI Angkatan Udara antara lain suku cadang pesawat tempur F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan OV-10 Bronco. (*)

Copyright © ANTARA 2007