Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), startup HARA, dan Asosiasi Blockchain Indonesia meresmikan Indonesia Blockchain Hub yang merupakan wadah untuk berbagi pengalaman dan belajar tentang teknologi Blockchain.

Mengusung filosofi gotong royong pada Blockchain, CEO dan pendiri startup yang memanfaatkan teknologi Blockchain, HARA, Regi Wahyu, mengatakan bahwa Indonesia Blockchain Hub didedikasikan sebagai tempat untuk berbagai informasi.

"Ini merupakan sebuah fasilitas untuk melakukan meet up dari berbagai macam sumber yang ingin berbagi pengalam mereka mengenai perkembangan blockchain," ujar Regi dalam temu media di Jakarta, Rabu.

Selain itu, Regi juga mengatakan bahwa Indonesia Blockchain Hub merupakan tempat edukasi untuk teknologi Blockhain itu sendiri.

Nantinya, Institusi yang berkecimpung di teknologi blockchain diharapkan dapat melakukan pelatihan di tempat tersebut.

Indonesia Blockhain Hub juga diharap dapat menjadi coworking space, tempat berdiskusi dan bekerja sama antar komunitas dan asosiasi untuk menghasilkan ide-ide dan talenta baru.

"Talenta blockchain di dunia masih sangat kurang. Dengan adanya kerjasama dengan institusi untuk melakukan training, diharapkan dapat menghadirkan talenta baru," kata Regi.

Berlokasi di Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Indonesia Blockhain Hub memiliki dua lantai yang dapat dimanfaatkan sebagai training. Persemian tempat tersebut juga mendapat sambutan hangat terbukti dihadiri oleh 390 orang.

"42 orang di antaranya dari internasional yang secara sukarela datang. Mereka sangat antusias dan optimis bahwa Indonesia dapat menjadi Blockchain hub di Asia Tenggara ke depannya," ujar Regi.

Baca juga: Blockchain akan berkembang di Indonesia, ini alasan pakar


Wadah sosialisai blockchain

Adopsi teknologi blockchain masih mempunyai beberapa tantangan antara lain persepsi sempit bahwa blockchain identik dengan Bitcoin atau cryptocurrency.

Pengetahuan mengenai aplikasi blockchain untuk mengatasi tantangan yang menyangkut data, transaksi dan keamanan juga dinilai masih minim.

Supervisory Board Asosiasi Blockchain Indonesia, Yos Ginting, melihat bahwa Indonesia Blockchain Hub dapat menangani persoalan utama ini -- untuk bisa mendorong dan membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman dari teknologi ini.

"Kami mendukung Indonesa Blockchain Hub sebagai salah satu inisiatif masyarakat untuk memiliki suatu tempat dan informasi yang lengkap untuk Blockchain," ujar Yos.

Saat ini, menurut Yos, dunia berada di tahap yang sama terkait dengan perkembangan dari teknologi Blockchain.

Pelaku Blockchain dari Korea, Jonathan Lee, yang juga merupakan CCO Yello Digital Mobile, sangat terkesan dengan talenta di Indonesia saat menghadiri sesi diskusi.

"Indonesia memiliki banyak sekali entrepreneur yang bagus, di sini juga lebih terbuka dalam adopsi digital," kata Lee.

Untuk itu, Yos meyakini bahwa Indonesia mempunyai kesempatan untuk menjadi yang terdepan dalam revolusi blockchain.

"Indonesia dalam posisi yang punya potensi. Talenta kita yang dari Indonesia sama dengan pelaku lain di luar negeri. Jika pelaku luar saja merasa Indonesia punya potensi, jangan sampai kita melewatkan kesempatan ini," ujar Yos.

Baca juga: Bekraf akan manfaatkan blockchain untuk hak cipta musik

Baca juga: Pakar: blockchain potensial bantu logistik

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018