Bapak Presiden minta tambahkan lagi politeknik, dan kami terus mendorongnya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mendorong replikasi pembangunan politeknik, yang sesuai (link and match) dengan kebutuhan industri dalam upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan siap kerja.

Hal ini juga dalam rangka menyongsong era revolusi industri 4.0 dan mengambil momentum bonus demografi di Indonesia.

“Dalam kesiapan kita bertransformasi ke era industri digital, dibutuhkan reskilling SDM di bidang industri agar mereka mampu berkompetisi. Apalagi, pada peta jalan Making Indonesia 4.0, aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Menperin menjelaskan, guna terus menggenjot peningkatan kualitas SDM industri di Tanah Air, Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk melakukan penambahan politeknik terutama di kawasan industri.

Hal ini sesuai fokus agenda pembangunan pada periode kedua kepemimpinannya, yakni pengembangan SDM terampil.

“Bapak Presiden minta tambahkan lagi politeknik, dan kami terus mendorongnya. Sekarang, kami sudah punya 10 politeknik dan 2 akademi komunitas. Selain itu pemerintah akan terus mendorong pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan industri,” ujarnya.

Terkait akselerasi program pendidikan vokasi tersebut, pemerintah telah menuangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024, dengan target penambahan 500 politeknik yang link and match dengan industri.

“Bapak Presiden Joko Widodo ingin pembangunan politeknik yang masif, karena dalam RPJMN untuk 2020-2024, SDM menjadi kunci dari pembangunan,” imbuhnya.

Dalam dua tahun terakhir, Kementerian Perindustrian membangun empat politeknik baru, salah satunya adalah Politeknik Industri Logam di Morowali, Sulawesi Tengah.

“Fasilitasnya di sana sudah sangat bagus, bahkan lebih lengkap dari fasilitas laboratorium di Institut Teknologi Bandung. Rektor maupun profesornya digaji cukup tinggi,” ungkap Airlangga.

Kemudian, Kemenperin juga mendirikan Akademi Komunitas Tekstil di Solo, Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, serta Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal.

Lebih dari 90 persen siswa lulusan politeknik tersebut, langsung terserap kerja oleh industri karena kompetensinya sesuai kebutuhan lapangan saat ini.

“Pengalaman tersebut menjadi momentum untuk mendorong swasta agar ikut berkontribusi dalam pembangunan SDM yang kompeten di bidang industri,” lanjut Menperin.

Sebab, apabila hanya mengandalkan dari lulusan politeknik Kemenperin, maka jumlah tenaga siap kerja yang dihasilkan hanya sekitar 200-300 orang per politeknik.

“Bapak Presiden meminta lebih banyak lulusan yang bisa bekerja di industri. Paling tidak, satu juta angkatan kerja yang bisa diserap. Karena itu, pengalaman kami membuat politeknik, direplikasi kepada industri. Kemenperin juga telah mendorong industri untuk ikut membangun politeknik, dan mereka akan diberikan insentif super deductible tax,” sebutnya.

Baca juga: Pemerintah targetkan bangun 500 politeknik
Baca juga: Kemenperin fasilitasi pembangunan Politeknik Industri Petrokimia
Baca juga: Kemenperin bangun dua politeknik di Jateng


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019