Banjarmasin (ANTARA) -
Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Kalimantan Selatan terus berupaya menyelaraskan pelaksanaan kurikulum magang Mereka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi mahasiswanya dengan dunia industri.
 
Menurut Wakil Direktur Bidang Kerja Sama Poliban, M Syafwansyah di Banjarmasin, Kamis, Poliban terus menjalin koordinasi dan komunikasi yang intensif dengan mitra industri juga instansi pemerintah untuk kurikulum MBKM ini.
 
Salah satunya, Poliban menggelar focus group discussion (FGD) dengan berbagai instansi atau mitra kerja di Kalimantan Selatan, khususnya yang telah bekerja sama dengan Poliban di Hotel Pyramid Suites, Banjarmasin pada 20 Juni lalu.

Baca juga: Poliban dapat atensi dua perusahaan untuk pengembangan SDM
 
"Gelar FGD yang kita laksanakan ini salah satu upaya untuk menyelaraskan pelaksanaan magang dengan kurikulum program MBKM," paparnya.
 
Syafwansyah menyampaikan kemitraan ini perlu ditingkatkan, karena ada beberapa bagian yang tidak bisa diberikan di kampus salah satunya karakter building, yang mana ini bisa didapat ketika mahasiswa magang di industri.
 
Ia menambahkan soft skill lain, seperti cara beradaptasi, berkomunikasi dengan klien dan pertahanan mental juga hanya bisa didapatkan mahasiswa ketika magang.
 
"Oleh karena ada beberapa hal seperti soft skill yang tidak bisa diberikan kampus kepada mahasiswa tersebut, penting sekali adanya magang industri yang terukur dan terstruktur," ujarnya.
 
Pada FGD tersebut, dia mengapresiasi salah satunya dari mitra kerja Poliban, yakni PT Trakindo Utama yang bisa mengupas bagaimana magang yang terstruktur.

Baca juga: Poliban programkan 52 kegiatan pengabdian kepada masyarakat
 
Wakil Direktur 1 Poliban Bidang Akademik, Ahmad Rizani menjelaskan konsep MBKM dan skema magang yang mengacu pada konsep tersebut.
 
"Sebelumnya magang cuma dua sampai tiga bulan, tapi dengan adanya program baru ini, minimal magang satu semester dari empat sampai enam bulan," ujarnya.
 
Menurut dia, dalam proses magang ini merupakan proses belajar, pihak mitra kerja bisa mengenalkan atmosfir dunia kerja, dan kesempatan mengaplikasikan teori ke dalam praktiknya. "Jadi, ketika mereka selesai kuliah sudah terbiasa dengan dunia industri," ujarnya.
 
Rizani menyatakan untuk skema magang berdasarkan kurikulum MBKM ada tiga jenis, yakni berbasis dunia usaha atau industri, teaching industri dan magang berbasis wirausaha atau enterpreneur yang dirancang bersama mahasiswa dan menghasilkan produk.
 
Sementara itu, Training Supervisor PT Trakindo Utama, Bambang Murdianto memaparkan bagaimana magang yang terstruktur agar bisa selaras dengan target kurikulum merdeka belajar.
 
Mitra kerja yang sudah bekerja sama dengan Poliban sejak 2006 tersebut mengatakan selama proses magang harus ada link and match program.

Baca juga: Poliban tumbuhkan jiwa wirausaha via PMW

Baca juga: Poliban penuhi kebutuhan industri di bidang geomatika dan survei
 
"Link and match program, artinya bagaimana kita institusi pendidikan itu bisa ngelink dengan dunia industri dan programnya seperti apa yang cocok agar alumni setelah lulus siap untuk bekerja. Jadi, nanti kurikulumnya kita susun bersama dengan dunia pendidikan," paparnya.
 
Dia menekankan di dalam proses magang mahasiswa harus lebih banyak dibekali dengan praktik lapangan, namun tetap dalam pendampingan.
 
"Pengalaman dari kami selama menugaskan mahasiswa di lapangan kita perlu pengawasan ekstra, karena secara pengalaman mereka tidak ada dan kondisi di lapangan memang tidak ideal. Jadi, pendampingan itu wajib bagi perusahaan kami, untuk keamanan. Selain itu, agar mereka benar- benar mendapatkan wawasan dan mendapatkan pembelajaran yang ada di dunia industri," kata Bambang.

Pewarta: Sukarli
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023