Tidak setiap generasi bisa menelurkan bakat-bakat terutama seorang atlet dengan kemauan luar biasa. Sulit menemukan atlet putri seperti Susi Susanti, Mia Audina, dan Maria Kristin
Kudus (ANTARA News) - Legenda bulu tangkis Fung Permadi mengatakan bahwa prestasi bulu tangkis Indonesia di sektor tunggal masih terpuruk dan menjadi pekerjaan rumah.

"Prestasi bulu tangkis Indonesia saat ini lebih menonjol di ganda, untuk tunggal masih menjadi tantangan bagi kita. Tantangan untuk menonjolkan prestasi tunggal putra maupun putri," kata Fung yang juga Manajer PB Djarum, saat jumpa pers Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2016, di GOR Djarum, Kudus, Senin.

Menurut Fung, kejayaan tunggal putri berhenti di Mia Audina saat meraih medali perak Olimpiade Atlanta 1996. Setelah bertahun-tahun kemudian, muncul Maria Kristin yang berhasil meraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008.

"Tidak setiap generasi bisa menelurkan bakat-bakat terutama seorang atlet dengan kemauan luar biasa. Sulit menemukan atlet putri seperti Susi Susanti, Mia Audina, dan Maria Kristin," tuturnya.

"Kesulitan lainnya di Indonesia, kebanyakan perempuan tujuannya menjadi ibu rumah tangga. Sedangkan Carolina Marin dari Spanyol yang terbiasa mandiri, di Cina pun tidak ada perbedaan gender, putra putri dianggap sama," tambah Fung yang pernah menjadi atlet di Taiwan itu.

Meski demikian, lanjut Fung, PB Djarum terus mencari bibit potensial pemain tunggal putra dan putri lewat Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis.

Pencarian pebulutangkis muda berbakat dilakukan menyebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti tahun ini digelar di sembilan kota.

Kudus yang merupakan markas PB Djarum menjadi kota kesembilan atau kota terakhir ajang penjaringan atlet bulu tangkis yang digelar tahunan itu.

Sebelumnya, Audisi Umum telah digelar di Palembang, Bandung, Balikpapan, Purwokerto, Makassar, Solo, Surabaya, dan Cirebon.

Untuk mendapatkan bibit pemain potensial dari seluruh Indonesia, para legenda bulu tangkis Indonesia dilibatkan seperti Liem Swie King, Christian Hadinata, Susi Susanti, Ivana Lie, Alan Budikusuma, Hariyanto Arbi, dan masih banyak lagi.

Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016