Pontianak (ANTARA) - SD Negeri 9 Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya di Provinsi Kalimantan Barat  menjadi juara tiga tingkat nasional pada Lomba Budaya Mutu Sekolah Dasar Tingkat Nasional 2019.

"Kita syukuri dan apresiasi, karena kemarin sekolah ini mengikuti lomba tingkat nasional dan kita tidak menyangka hasilnya. Ini suatu pencapaian yang luar biasa, yakni bisa mendapatkan juara tiga di tingkat nasional," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Selasa.

Keberhasilan tersebut diraih setelah bersaing dengan sekitar 120 kontestan lainnya se-Indonesia, dimana SDN 9 sukses meraih peringkat tiga nasional Kategori Sekolah Dasar Negeri Rujukan Komponen Manajemen Berbasis Sekolah.

Lomba Budaya Mutu Sekolah Dasar Tingkat Nasional digelar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Muda mengatakan prestasi yang diraih SDN 9 Sungai Raya adalah hasil dari manajemen berbasis sekolah. Sebab, menurutnya, manajemen berbasis sekolah adalah jiwa dari pengelolaan sebuah sekolah.
Baca juga: Kemendikbub gelar lomba lomba budaya mutu sekolah

Dalam manajemen berbasis sekolah, ada pelibatan secara aktif dari semua unsur pemangku kepentingan sekolah bersangkutan.
"Kenapa manajemen berbasis sekolah itu penting, karena di situlah sebetulnya roh dan substansinya, karena bagaimana jika sekolah dikelola dengan cara yang maksimal baik dalam kepemimpinan maupun pola partisipasinya," katanya.

Muda menuturkan, baiknya kepemimpinan dan manajemen relasi antarsemua pihak, memunculkan banyaknya inisiatif positif bagi sekolah. Inisiatif itu, ujar dia, tidak hanya berasal dari pihak kepala sekolah dan guru. Namun juga dari semua sisi pemangku kepentingan sekolah terkait.

"Ada manajemen relasi guru-murid, guru-guru, guru-pimpinan, guru-pemerintah, sekolah-kelompok masyarakat, dan seterusnya. Bahkan ada paguyuban wali murid. Ini akan menjadi suatu kohesi yang baik," kata Muda.

Capaian yang diraih, menurut Muda, adalah potret keberhasilan manajemen berbasis sekolah yang bisa memaksimalkan potensi kohesi yang baik dari semua pihak. Termasuk potensi dari murid-murid, karena dia menyebutkan bahwa murid seringkali punya inspirasi dan inisiatif tak terduga, hanya kerap tak berani menyampaikannya.

"Dan inspirasi itu harus kita dengar. Keberadaan paguyuban wali murid pun biasanya menjadi saluran bagi ide dan gagasan murid-murid, yang mungkin takut menyampaikan idenya secara langsung ke pihak sekolah," tuturnya.
Baca juga: Sembilan SD Islam juarai budaya mutu nasional

Kepala Sekolah SD Negeri 09 Sri Priyantinah Listiyanti mengatakan, target budaya mutu adalah agenda rutin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI setiap tahunnya. Keberhasilan sekolah yang dipimpinnya, menurut dia, berawal dari data pokok pendidikan (dapodik) sekolah.

"Dilihat dari dapodiknya. Setelah dapodik dianggap memenuhi persyaratan, akhirnya divisitasi atau kunjungan dan kunjungan itu pun kami tidak tahu. Tiba-tiba saja tim dari pusat datang melihat bagaimana kondisi di sekolah ini tanpa ada pemberitahuan lebih dulu," katanya.

Setelah itu, lanjut Listiyanti, pihak sekolah diundang untuk mempresentasikan gagasan yang sudah dilaksanakan sekolah terkait. Khususnya berkaitan dengan delapan standar nasional pendidikan (SNP).

"Kami berusaha untuk menjelaskan bahwa best practice yang kami lakukan di sekolah adalah dengan dasar mengembangkan seluruh budaya mutu yang ada di sekolah, terutama yang ada di manajemen berbasis sekolahnya. Ternyata itulah yang mengantarkan kami sehingga bisa membawa predikat juara tiga nasional yang ini adalah untuk Kubu Raya dan Kalimantan Barat," katanya.
Baca juga: Aplikasi Sicerdas siap digunakan sekolah di Kalbar
 

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019