Palangka Raya (ANTARA) - Kekalahan telak Kalteng Putra atas tamunya Madura United dengan skor 1-4 membuat ratusan suporter tuan rumah turun ke lapangan kemudian merusak sejumlah fasilitas Stadion Tuah Pahoe Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Peristiwa itu terjadi saat wasit Aprisman Ardan meniup pluit tanda berakhirnya babak pertama.

Kericuhan tersebut salah satunya dipicu oleh kekecewaan suporter dengan hasil tim kesayangannya yang menderita kekalahan.

Jika Kalteng Putra menelan kekalahan, maka tim tuan rumah bakal turun kasta dari Liga I Indonesia.

"Kami sangat kecewa dengan hasil ini, karena harapan tim ini bertahan di Liga I Indonesia sangat tipis dan bakal ke kasta Liga II Indonesia," kata Indra salah seorang suporter Kalteng Putra yang turun ke tengah lapangan usai melihat timnya kalah, Jumat.

Indra dan rekan-rekannya yang turun ke lapangan serta memprotes kepada manajemen mengenai hasil pertandingan tersebut menuturkan, apabila tim 'Laskar Isen Mulang' turun ke Liga II Indonesia tentunya tim ini akan sulit kembali ke kasta tertinggi di Liga Indonesia.

Maka dari itu dengan pertandingan tersisa, pemain dan manajemen dituntut agar Kalteng Putra bisa bertahan di Liga I. .

"Kami mengawal tim Kalteng Putra sejak tim bermain di Liga II, bahkan tim ini sempat tertunda agar bisa berlaga di Liga I," tegas Indra dengan meneteskan air mata.

Baca juga: Kalteng Putra kalah lawan Madura United 1-4

Baca juga: Tren negatif Madura United jadi peluang Kalteng Putra untuk menang

Baca juga: Madura United tak diperkuat empat pemain pilar ladeni Kalteng Putra

Pewarta: Kasriadi/Adi Wibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019