Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyatakan masih menunggu hasil kajian konsorsium Palapa Ring terkait pelaksanaan proyek yang masih terkendala depresiasi nilai investasi.

"Sampai saat ini kami masih menunggu hasil kajian dari konsorsium Palapa Ring," kata Kepala Pusat Informasi Departemen Komunikasi dan Informatika, Gatot S. Dewa Broto, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan terbaru mengenai perkembangan hasil kajian.

Sebelumnya, ia menerima informasi dari konsorsium bahwa mega proyek tersebut tidak akan sama seperti disain awal tetapi dirampingkan.

"Informasi dari konsorsium desain tidak akan sama seperti rencana awal akibat krisis finansial global," katanya.

Proyek Palapa Ring terkendala persoalan utama yaitu depresiasi nilai mata uang untuk investasi konsorsium yang mengacu pada rupiah.

Semula jumlah dana yang dimiliki konsorsium proyek itu sebesar 180,4 juta dolar AS namun saat ini menyusut menjadi hanya sekitar 150,9 juta dolar AS akibat depresiasi nilai rupiah terhadap dolar.

Anggota konsorsium sedang terus menghitung ulang investasi untuk proyek itu termasuk mempertimbangkan disain yang memungkinkan.

Untuk menutup penyusutan investasi yang mencapai sekitar 30 juta dolar AS ada beberapa opsi yang sebelumnya dipilih yaitu pembebasan pajak bea impor perangkat infrastruktur proyek atau mencari pinjaman dari negara lain.

Belum lama ini juga dikabarkan bahwa kekurangan dana investasi proyek Palapa Ring akan ditalangi menggunakan dana Universal Service Obligation (USO).

Namun, pemerintah menyatakan masih melakukan konsolidasi yang disesuaikan dengan skema di lapangan.

Pemerintah sendiri bertekad akan membentuk ICT Fund untuk membantu pelaksanaan proyek itu yang bentuknya tidak melulu layaknya lembaga.

Langkah lain yang mungkin dipilih adalah memberikan stimulus berupa pinjaman lunak kepada konsorsium proyek itu. Meskipun pemerintah hanya bersifat fasilitator dalam proyek Palapa Ring tetapi pemerintah berharap proyek dapat terealisasikan tahun ini.

Proyek Palapa ring merupakan proyek strategis inisiatif pemerintah yang didanai oleh konsorsium yang beranggotakan PT Telekomunikasi Indonesia, PT Indosat, PT Exelcomindo Pratama, dan PT Bakri Telecom.

Proyek membutuhkan investasi sebesar 180,4 juta dolar AS dengan konfigurasi panjang jaringan 4.450 km terdiri dari 3.850 km submarine cable dan 600 km inland cable.Sementara jumlah landing point 15 dan direncanakan bakal melintasi 21 kabupaten/kota di Indonesia bagian timur.

Realisasi Palapa Ring juga terancam mundur karena tertundanya waktu pesan untuk peralatan dari negara-negara produsen yang berakibat pada semakin lambatnya pengiriman alat dan infrastruktur untuk proyek.

"Order alat dari luar negeri itu waiting list-nya lama jadi tidak bisa hari ini pesan besok diantar," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009