Mogadishu (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya delapan orang tewas dan 15 orang terluka ketika anggota milisi menembakkan mortir ke tempat pertemuan parlemen Somalia, Sabtu kata polisi seperti dikutip Reuters.

Belum ada kelompok yang sejauh ini menyatakan bertanggungjawab tapi serangan itu dilakukan satu hari setelah seorang pemimpin oposisi garis keras mengatakan gerilyawan akan terus memerangi pemerintah negara Tanduk Afrika itu.

"Serangan mortir itu terjadi hari ini, ketika sidang parlemen berakhir. Tidak ada korban anggota parlemen tapi delapan orang lain tewas ketika beberapa mortir menghantam beberapa desa di dekat tempat itu," kata wakil komandan polisi Yusuf Hussein Dhumal mengatakan.

Salah seorang yang tewas, dan empat dari mereka yang terluka adalah polisi, katanya.

Para angota parlemen itu mengadakan pertemuan di markas besar kepolisian nasional karena gedung parlemen telah hancur akibat bertahun-tahun pertempuran.

Pemimpin oposisi Sheikh Hassan Dahir Aweys kembali ke Somalia, Kamis, dalam perjalanan pertama yang diketahui sejak Uni Pengadilan Islam-nya dipaksa keluar dari Mogadishu oleh serangan pimpinan-Ehiopia akhir 2006.

Aweys, yang dimasukkan ke dalam daftar terorisme AS karena diduga mempunyai hubungan dengan al Qaida, mengatakan kepada para pendukungnya Jumat, ia hanya akan mengadakan pembicaraan dengan pemerintah ketika penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia pergi.

Ada sekitar 4.300 tentara penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia serta tentara dari Burundi dan Uganda, yang acapkali mendapat serangan mortir dan bunuh diri.

Aweys juga mengatakan pengikut Islam garis keras akan terus memerangi pemerintah Presiden Sheikh Sharif Ahmed.

Ia dan Ahmed pernah memimpin Uni Pengadilan Islam dan kemudian, Aliansi untuk Kebebasan-Kembali Somalia, tepi berselisih ketika Amhmed bergabung dengan pembicaraan yang diperantarai-PBB di Djibouti --yang menempatkannya sebagai presiden.

Aweys, yang tinggal di Eritrea, membantah kelompoknya mempunyai hubungan dengan terorisme.

Beberapa pembantu presiden mengatakan Ahmed telah berusaha untuk mengeluarkan Aweys dari daftar tersangka teroris AS dan membiarkan beberapa kursi kosong dalam perlemen baru yang diperluas untuk Aweys dan partainya jika mereka ingin bergabung dengan pemerintah.

Donor internasional pekan ini telah menjanjikan sedikitnya 213 juta dolar AS untuk mendorong pasukan Somalia menjadi pasukan polisi yang terdiri atas 10.000 personil dan pasukan keamanan dari 5.000 personil.

Para komandan perang menggulingkan diktator Mohammed Siad Barre pada tahun 1991 dan kemudian saling menyerang. Pemerintah Ahmed adalah upaya ke-15 dalam 18 tahun untuk membentuk pemerintah pusat.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009