Jakarta (ANTARA News) - Nestle menegaskan komitmennya untuk memenuhi kebutuhan konsumen berpenghasilan rendah di Indonesia dengan meluncurkan produk ekonomis melalui bisnis Popularly Positioned Products (PPPs).

"PPPs adalah model bisnis Nestle dengan pola penyediaan produk berkualitas tinggi dan bergizi dengan harga terjangkau dan menggunakan bahan baku lokal serta mitra lokal untuk membuat harganya terjangkau ," kata Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Arshad Chaudhry di Jakarta, Selasa.

Penjualan produk PPPs di dunia diharapkan mencapai 20 miliar dolar AS pada beberapa tahun mendatang dengan Indonesia sebagai salah satu pasar yang berkembang paling pesat di Asia Tenggara.

Arshad menjelaskan, PPPs membuat perbedaan besar di negara seperti Indonesia di mana gizi yang lebih baik tidak saja memberikan dampak positif bagi perkembangan kesehatan dan pendidikan untuk konsumen berpenghasilan rendah, melainkan juga untuk perekonomian setempat.

"Tiga manfaat dari PPPs adalah membantu menyediakan gizi yang seimbang bagi para konsumen baru, mendorong pertumbuhan laba bagi Nestle dan memberikan manfaat bagi perekonomian negara-negara berkembang seperti Indonesia serta penduduknya," katanya.

Model bisnis PPPs dikembangkan berdasarkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan konsumen baru dan disesuaikan dalam hal komposisi nutrisi, harga, kemudahan untuk mendapatkannya serta dalam bentuk khusus guna memenuhi kebutuhan konsumen.

PPPs memenuhi kebutuhan sekitar 3 miliar konsumen berpenghasilan rendah di seluruh dunia dengan menyediakan produk-produk berkualitas tinggi ,bergizi, dengan harga terjangkau diantaranya adalah produk susu kemasan sachet,sereal kemasan sachet yang telah diperkaya dengan zat besi,kalsium,dan vitamin A,C dan D.

Ia juga mengatakan bahwa penjualan PPPs di Indonesia nilainya sekitar sepertiga dari total penjualan PT Nestle Indonesia.

Guna meraih konsumen baru, Nestle Indonesia memanfaatkan berbagai saluran distribusi yang mencakup lebih dari 1 juta outlet di seluruh Indonesia termasuk pasar-pasar di jalan,pedagang keliling.

Nestle juga melakukan kemitraan dengan peternak sapi dan petani kopi dan melibatkan sekitar 30 ribu peternak sapi perah yang memasok 600 ribu liter susu segar per hari, biogas bagi 30 ribu peternak sapi perah, sembilan ribu petani kopi yang memasok 12 ribu ton biji kopi per hari.

Secara keseluruhan, Grup Nestle mencatat penjualan sekitar 33 miliar dolar AS di negara-negara berkembang selama 2009 dan PPPs mencapai penjualan sekitar Rp72 triliun.

Sementara itu, populasi di negara berkembang diperkirakan tumbuh menjadi 3,3 miliar jiwa pada 2050 dan satu miliar konsumen baru mulai membelanjakan uangnya dalam 10 tahun mendatang.(W004/YUD/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010