Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Endang Setyawati Thohari menginginkan agar porsi anggaran untuk riset di sektor pertanian dapat lebih ditingkatkan sebagai upaya yang sangat esensial guna mengembangkan bidang bioteknologi pertanian di Tanah Air.

"Keterlibatan peneliti dalam membangun iklim riset bioteknologi sangat krusial. Tanpa keterlibatan peneliti, tidak akan ada penerapan hasil inovasi yang strategis di Indonesia," kata Endang Setyawati Thohari dalam rilis, Kamis.

Menurut dia, porsi anggaran untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) masih minim karena Kementan mengalokasikan sekitar 5 persen dari total anggaran tahun 2021 untuk Balitbangtan.

Baca juga: BUMN diminta bantu riset terkait produktivitas komoditas kedelai

Ia mengingatkan bahwa pelaksanaan riset inovasi bioteknologi bidang rekayasa genetik varietas lokal di Balitbangtan sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kualitas nilai hortikultura di Indonesia.

Untuk itu, ujar dia, sudah seharusnya ada kemauan politik dari pusat hingga daerah guna melakukan kebijakan yang betul-betul dapat menumbuhkan motivasi sekaligus partisipasi untuk menghasilkan inovasi bioteknologi varietas lokal yang unggul.

Disebutkan, perlu ada dukungan terhadap peneliti, terutama peneliti perempuan, serta menggalakkan pembangunan infrastruktur riset yang memadai dan mengalokasikan dana penelitian agar mereka fokus berkolaborasi dan membangun iklim riset bioteknologi di Indonesia yang optimal.

Berdasarkan data Kementan, Balitbangtan diperkirakan memiliki sekitar 560 peneliti dengan latar belakang pendidikan doktor, 1.153 peneliti dengan latar belakang magister, dan 1.579 peneliti dengan latar belakang sarjana.

Baca juga: Tambah empat profesor riset, Kementan kini miliki 150 profesor riset

Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Inovasi dan Riset Nasional Bambang Brodjonegoro menyatakan keinginannya untuk meningkatkan anggaran dan kualitas belanja penelitian dan pengembangan guna mendorong hilirisasi hasil riset.

"Sasaran pokok yang kita kejar adalah tercipta ekosistem inovasi yang bisa mendorong hilirisasi hasil riset yang jadi harapan kita semua," kata Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR di Jakarta, 18 Januari 2021.

Bambang mengatakan peningkatan anggaran dan kualitas belanja penelitian dan pengembangan akan melahirkan kapabilitas ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia yang bisa berkontribusi langsung pada perekonomian.

Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi juga didorong untuk mengubah paradigma ekonomi Indonesia yang masih berbasis sumber daya alam menjadi ekonomi yang berbasis inovasi.

"Arah kebijakan dan strategi nasional akan berfokus pada peningkatan akselerasi ekosistem riset dan inovasi serta peningkatan jumlah dan kualitas belanja penelitian dan pengembangan," tuturnya.

Untuk mewujudkan ekosistem riset dan inovasi, Bambang mengatakan pendekatan tripelheliks menjadi kunci, yaitu pemerintah, peneliti atau akademisi, serta dunia usaha.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021