Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa telah melakukan komunikasi dengan sejumlah menlu negara anggota ASEAN terkait situasi politik yang sedang terjadi di Mesir.

"Saya sudah melakukan komunikasi dengan Menlu Thailand tadi pagi dan Menlu Malaysia kemarin (2/2) mengenai masalah yang terjadi di Mesir saat ini, khususnya untuk proses evakuasi masing-masing warga negara," kata Marty di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, selaku ketua ASEAN dan sesuai dengan kesepakatan bersama para menlu ASEAN pada 2006, negara ASEAN perlu saling membantu untuk memberi perlindungan bagi warga negara ASEAN.

"Kemlu juga sudah melayangkan surat ke negara-negara ASEAN untuk membuat pernyataan secara kolektif mengenai sikap ASEAN menghadapi masalah di Mesir dan tentu untuk proses evakuasi masing-masing warga warga negara di Mesir," tambah Marty.

Hal tersebut, menurut dia, terkait dengan tema keketuaan ASEAN pada 2011 yaitu "Komunitas ASEAN di Tengah Komunitas Global" sehingga ASEAN pun perlu mengambil sikap bersama mengenai isu di tingkat global seperti kasus di Mesir katanya.

Mengenai sikap Indonesia sendiri, Marty berharap agar permasalahan di Mesir dapat diselesaikan secara damai sesuai dengan kepentingan rakyat Mesir.

"Indonesia sebagai negara sahabat Mesir sejak lama berharap masalah yang terjadi saat ini dapat diselesaikan dengan damai melalui dialog dengan mengedepankan kepentingan masyarakat Mesir, pengumuman Presiden Mubarak yang hanya akan menjabat hingga September juga menunjukkan proses transisi sedang berlangsung," ujarnya.

Sebagai tambahan, katanya, Indonesia juga menyiapkan beberapa kota di Timur Tengah untuk menampung WNI.

"Kami juga menyiapkan rencana cadangan yaitu dengan menyiapkan beberapa tempat penampungan di kota-kota di Timur Tengah agar pesawat evakuasi dari Kairo tidak perlu ke Jakarta tapi dapat singgah ke kota tersebut untuk selanjutnya kembali ke Kairo," kata Marty.

Kota-kota yang sudah disiapkan adalah Kota Amman di Yordania, Jeddah di Arab Saudi dan Dubai di Uni Emirat Arab.

"Di Amman sudah tersedia tempat yang dapat menampung 500 WNI dan juga memiliki nilai tambah berlakunya visa on arrival sehingga memudahkan warga, sementara di Jeddah ada asrama haji sebagai tempat sementara WNI," jelas Marty.

Namun ia mengatakan rencana cadangan tersebut hingga saat ini belum dilaksanakan.

Data terakhir Kementerian Luar Negeri menyebutkan WNI yang berada di Mesir sebanyak 6.149 orang, terdiri atas 4.297 mahasiswa, 1.002 tenaga kerja, dan staf KBRI serta keluarganya.

Sebanyak 411 WNI sudah dievakuasi dari Kairo ke Jakarta pada Rabu (2/2) dan akan menyusul 430 WNI yang rencananya tiba di Tanah Air pada Jumat (4/2) siang menggunakan pesawat Garuda Boeing 747-400.

Sementara pada Rabu (2/2) diberitakan bahwa pemerintah Malaysia akan mengevakuasi seluruh mahasiswanya dari Mesir dengan menggunakan transportasi udara dan laut.

Sekitar 150 warga Malaysia yang terjebak di bandara sejak Sabtu (29/1) juga sudah mendapat penerbangan pulang ke Malaysia dengan biaya sendiri, melalui Oman, Abu Dhabi dan Amsterdam.

Pada Selasa (1/2) juga disebutkan bahwa Thailand telah mengevakuasi sekitar 87 warga Thailand yang terperangkap di bandara Kairo pada Senin (31/1) pagi menyusul rombongan evakuasi lanjutan dengan pesawat sewaan maskapai Thai Airways pada Selasa (1/2) pagi.

Tercatat 2.600 warga Thailand yang tinggal di Mesir berada dalam kondisi aman.(*)
(T.KR-DLN/A041)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011