Kekhawatiran (seputar krisis politik di Mesir) masih kuat yang pada akhirnya mendorong harga minyak mentah
Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik di perdagangan Asia Rabu di tengah prediksi penurunan cadangan minyak mentah Amerika Serikat dan juga protes yang makin hebat di Mesir yang meminta Presiden Mesir Hosni Mubarak turun dari jabatannya, kata analis.

Kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" pengiriman Maret naik 55 sen ke posisi 87,49 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah "Brent North Sea" juga untuk penyerahan Maret naik 29 sen menjadi 100,21 dolar AS per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Kekhawatiran (seputar krisis politik di Mesir) masih kuat yang pada akhirnya mendorong harga minyak mentah," kata Ong Yi Ling, analis investasi untuk Phillip Futures di Singapura.

Pada Selasa, ratusan ribu demonstran membanjiri Tahrir Square Kairo dan di kota-kota seluruh Mesir, yang menuntut mundurnya Mubarak.

Para pedagang khawatir bahwa situasi di Mesir akan berpengaruh terhadap pasokan minyak mentah di Terusan Suez.

Terusan Suez merupakan jalur pengapalan utama melalui Mesir, yang menghubungkan jalur laut antara Eropa dan Asia.

Sementara Mesir meski bukan merupakan produsen minyak utama, namun Terusan Suez berada di negara itu yang mengalirkan sekitar 2,4 juta barel minyak mentah per hari, hampir setara dengan produksi Irak atau Brazil.

Berbagai perkiraan "penurunan yang tidak terduga dalam cadangan minyak mentah" yang dibuat oleh American Petroleum Institute (API) dalam laporannya yang dipublikasikan Selasa malam juga telah mendorong pasar minyak, kata Ong.

API memprediksi penurunana sekitar 558.000 barel dalam cadangan minyak mentah AS dalam pekan yang berakhir 5 Februari.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011