Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian (Menperin) Mohamad S Hidayat mengatakan, Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) telah mengakibatkan pasar nasional semakin terbuka tetapi itu juga membuka peluang bagi produk dalam negeri.

"Adanya ACFTA ini akan menyebabkan pasar nasional akan semakin terbuka, namun di lain pihak akan memperbesar peluang penjualan produk-produk kita ke pasar internasional dengan penduduk terbanyak di dunia," kata MS Hidayat di Jakarta, Selasa.

Untuk itu, masih menurut Menperin, pengembangan industri ke depan harus fokus kepada penguatan seluruh mata rantai produksi agar tercipta pembangunan industri yang berkelanjutan dengan struktur industri yang tangguh.

Oleh karena itu, lanjutnya, dalam pembangunan industri nasional juga harus didorong oleh jejaring industri yang semakin kuat dan luas.

"Diharapkan semua pelaku usaha industri dalam negeri bersama-sama dengan pemerintah menghimpun kekuatan nasional pada persaingan pasar dengan meningkatkan kinerja sektor industri guna mendukung pertumbuhan industri nasional," katanya.

Ia juga mengatakan, pemerintah pusat dan daerah saat ini sedang mengupayakan berbagai perbaikan di bidang iklim usaha seperti insentif bagi dunia usaha, perbaikan dan peningkatan infrastruktur.

Perbaikan akses ke lembaga keuangan dan perbankan, serta kebijakan yang dapat mempercepat pengembangan sektor industri.

"Pada saat ini, kita berada pada perspektif baru persaingan internasional," katanya.

ACFTA merupakan kerja sama perdagangan antara negara-negara anggota ASEAN dengan China yang sudah ditandatangani mulai 2004 namun baru sepenuhnya diimplementasikan pada 1 Januari 2010.

Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor Indonesia ke China pada 2010 bernilai 15,7 miliar dolar AS, meningkat dari tahun 2009 yang hanya 11,5 miliar dolar dan 14 miliar dolar AS berupa ekspor non-minyak dan gas.

Sementara impor Indonesia dari China pada 2010 bernilai 20,4 miliar dolar AS, meningkat 31 persen dibanding 2009 yang hanya berjumlah 14 miliar dolar AS.
(M040)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011