Tunisia ini di masa lalu dikenal dengan Carthage, sebuah peradaban yang sudah mengenal konstitusi dan demokrasi.
Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tunis mengadakan program  Serba-Serbi Tunisia Bersama Gus Dubes selama Ramadhan untuk memperkenalkan peradaban Tunisia dan hubungan bilateral Indonesia-Tunisia kepada masyarakat Indonesia.

"Setelah hampir tiga bulan di Tunisia, saya memandang banyak hal yang bisa diperkenalkan kepada publik di Tanah Air tentang peradaban kosmopolitanisme Tunisia dan perkembangan hubungan bilateral Indonesia-Tunisia," ujar Dubes RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi, atau yang akrab dipanggil Gus Dubes, melalui keterangan pers KBRI Tunis yang diperoleh ANTARA di Jakarta, Senin.

Zuhairi menjelaskan bahwa Tunisia merupakan negara di kawasan Arab bagian barat yang juga terletak di wilayah Afrika Utara dan memiliki sejarah cukup panjang.

"Tunisia ini di masa lalu dikenal dengan Carthage, sebuah peradaban yang sudah mengenal konstitusi dan demokrasi. Mereka juga pernah dikuasai Romawi, dan Dinasti Islam, hingga pada masa modern setelah merdeka pada tahun 1956," ujar Zuhairi.

Baca juga: Indonesia bagi pengalaman produksi vaksin dengan Tunisia-Maroko

Bagi Indonesia, kata dia, Tunisia merupakan sahabat sejak masa pemerintahan presiden Soekarno pada sekitar 1950.

"Meskipun hubungan bilateral dimulai sejak tahun 1960, tetapi Indonesia dikenal mendorong dan mendukung proses kemerdekaan Tunisia sejak tahun 50-an. Sebab itu, hubungan bilateral di antara dua negara di masa mendatang harus semakin kokoh dan kuat," katanya.

Melalui program Ramadhan Serba-Serbi Tunisia Bersama Gus Dubes, dia berharap hubungan bilateral kedua negara semakin kokoh di atas prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan bagi kedua negara.

Baca juga: Produsen kurma Tunisia ingin buka pabrik di Indonesia
Baca juga: KBRI Tunis kenalkan budaya Indonesia pada Hari Perempuan Internasional

Pewarta: Katriana
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022