Semakin saya membaca, semakin saya jatuh ke dalam pesona Laksamana Yi
Jakarta (ANTARA) - Kim Han-min, sutradara "Hansan: Rising Dragon", mengatakan daya tarik Laksamana Yi Sun-shin telah membuatnya terpesona dan menginspirasi untuk membuat film trilogi tentang tokoh sejarah paling terkenal di Korea itu.

"Hansan” menceritakan Pertempuran Pulau Hansan yang terjadi di pantai selatan Korea pada Juli 1592. Pada masa itu Yi mengalahkan pasukan Jepang yang lebih besar melalui taktik cerdas.

Film tersebut kelanjutan dari film “The Admiral: Roaring Currents” (2014) yang merupakan film yang paling banyak ditonton sepanjang masa di Korea Selatan dengan lebih dari 17 juta penonton.

Baca juga: Film "The Roundup" tembus 9 juta penonton di Korea Selatan

"Saya selalu membaca versi terjemahan dari ‘War Diary of Yi Sun-shin’, dan anehnya itu membuat saya merasa nyaman dan tidur nyenyak. Semakin saya membaca, semakin saya jatuh ke dalam pesona Laksamana Yi melebihi daya tariknya,” kata Kim dikutip dari Yonhap pada Kamis.

“War Diary of Yi Sun-shin” sendiri merupakan jurnal pribadi yang disimpan sang laksamana selama invasi Jepang ke Korea pada tahun 1592-1598.

Menurut Kim, Yi merupakan sosok pahlawan perang yang langka dalam sejarah Korea yang sangat mencintai rakyatnya saat berada dalam situasi ketegangan dengan raja.

"Jadi, saya ingin menggambarkan dia secara mendalam melalui film,” ujarnya.

Mengambil latar lima tahun sebelum, pertempuran di film "Roaring Currents", "Hansan" menggambarkan versi Laksamana Yi Sun-shin yang lebih muda di akhir usia 40-an.

Menurut catatan sejarah, kata Kim, Laksamana Yi tampak seperti seorang terpelajar yang memiliki sifat lembut dan berbicara seperlunya saja. Mengingat hal tersebut, Kim berpikir bahwa aktor Park Hae-il yang berusia 40-an dengan citra yang serupa akan cocok memerankan karakter sang laksamana.

Baca juga: "The Outlaws 2" sukses kalahkan jumlah penonton "Parasite"

Karakter yang bertolak belakang antara laksamana Korea dan Jepang akan menambah keseruan dari film “Hansan”.

"Kalau menurut saya, Laksamana Yi di film 'Hansan' itu seperti air, lawannya Laksamana Wakizaka yang seperti api. Saya pikir akan menyenangkan jika saya mengarahkan konsep dua karakter seperti itu," kata Kim.

Film “Hansan” akan diputar di bioskop Korea Selatan pada 27 Juli mendatang. Setelah “Hansan” meluncur, film ketiganya yang berjudul “Noryang” juga tengah digarap, bercerita tentang pertempuran terakhir dari perang tujuh tahun pada 1598 saat Laksamana Yi ditembak mati.

Sutradara mengatakan dia sekarang sedang bersiap untuk membuat serial TV tentang perang setelah menyelesaikan trilogi film tersebut. Drama akan membahas perspektif politik dan diplomatik perang yang menampilkan karakter seperti Raja Seonjo (penguasa Dinasti Joseon periode 1567-1608), Ryu Seong-ryong, seorang sarjana yang hidup selama pemerintahan sang raja, serta Jenderal Angkatan Darat Tiongkok.

Baca juga: Kim Tae-ri tertarik pada konsep simetris ruang-waktu di "Alienoid"

Baca juga: Kim Woo-bin akan kembali ke layar lebar setelah enam tahun hiatus

Baca juga: Box office Korea Selatan tembus lebih dari 15 juta penonton pada Juni

Penerjemah: Rizka Khaerunnisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022