Bengaluru (ANTARA) - Saham-saham Eropa turun pada awal perdagangan Jumat, dipicu oleh kekhawatiran bahwa bank-bank sentral utama akan mempertahankan sikap kenaikan suku bunga agresif mereka untuk mengendalikan harga-harga, sementara investor mencerna laporan laba beragam yang tidak banyak meredakan kekhawatiran pelambatan ekonomi.

Sejumlah laporan dan data inflasi baru-baru ini yang menunjukkan pasar tenaga kerja AS kuat telah memberikan pukulan bagi harapan Federal Reserve (Fed) dan bank sentral utama lainnya untuk mengurangi pendekatan kebijakan hawkish mereka dalam waktu dekat.

Menambah kegelisahan adalah prospek suram kuartal keempat perusahaan media sosial AS Snap Inc yang membunyikan lonceng alarm bahaya tentang pukulan terhadap iklan dari inflasi yang merajalela, membuat Wall Street bersiap untuk kerugian awal.

Saham Adidas anjlok 8,0 persen karena pembuat barang olahraga Jerman itu memangkas prospek setahun penuh, mengutip permintaan yang lebih lemah.

Renault mengkonfirmasi prospek setahun penuh dan membukukan kenaikan penjualan triwulanan. Namun, saham pembuat mobil Prancis itu turun 2,3 persen, karena para eksekutifnya mengisyaratkan kekhawatiran pasokan bahan baku.

Indeks STOXX 600 di seluruh wilayah turun 1,0 persen, setelah membukukan kenaikan dalam perdagangan berombak pada Kamis (20/10/2022) menyusul pengunduran diri Liz Truss sebagai perdana menteri Inggris.

Semua indeks sektoral berada di zona merah, dipimpin oleh saham ritel yang melorot 3,0 persen.

Di antara saham individu, perusahaan media Prancis Vivendi melaporkan peningkatan pendapatan kuartalan dan mengkonfirmasi bahwa pihaknya masih berencana untuk melepaskan bisnis penerbitannya Editis. Sahamnya turun 2,0 persen.

Operator telekomunikasi Swedia Telia merosot 8,0 persen setelah memangkas prospeknya, sementara Sika jatuh 3,7 persen setelah pembuat bahan kimia Swiss itu meleset dari ekspektasi laba kuartal ketiganya.

Baca juga: Saham Eropa jatuh karena laba suram dari Nokia dan BE Semiconductor

Baca juga: Saham Asia jatuh, pasar kehilangan selera risiko & yield obligasi naik

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022