Tanjungpinang (ANTARA) - Pemkot Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan dapur sehat atasi stunting atau kekerdilan di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Kelurahan Kampung Bulang, Rabu.

Wali Kota Tanjungpinang Rahma mengatakan pemkot sangat mendukung program-program penurunan stunting sampai ke tingkat kelurahan, salah satunya lewat dapur sehat yang bertujuan memberikan edukasi bagaimana mengolah makanan sehat guna menunjang tumbuh kembang anak.

"Dapur sehat ini sasaran utamanya, yaitu keluarga yang berisiko stunting agar orangtua betul-betul paham mengenai gizi seimbang untuk anaknya,” ujar Rahma usai peresmian dapur sehat di Kelurahan Kampung Bulang.

Rahmai mengatakan dalam hal percepatan penurunan angka stunting di Tanjungpinang, pemkot berkolaborasi dengan semua elemen, baik pemerintah maupun masyarakat.

Baca juga: BKKBN kukuhkan Duta Generasi Berencana tekan stunting di Natuna

Baca juga: Pemkot lakukan pemantauan berkala terhadap anak stunting di Batam


Salah satu upaya yang dilakukan pemkot adalah menjadikan 36 pimpinan OPD/Dinas, sekretaris daerah termasuk wali kota sendiri untuk menjadi bapak asuh bagi 45 anak stunting kategori akut di kota Tanjungpinang.

"Kita langsung bantu setiap bulan selama enam bulan berturut-turut. Bantuan itu dalam bentuk bahan makanan senilai Rp750.000," kata Rahma.

Bantuan tersebut dikelola oleh dinas kesehatan. Selama enam bulan anak stunting itu didampingi bapak asuhnya masing-masing.

Disamping itu, katanya, dari zakat ASN pemkot juga diberikan kepada anak-anak yang terindikasi stunting dalam bentuk sembako seperti beras, telur, susu, minyak goreng, dan gula.

"Ini juga kita berikan berurutan selama enam bulan," sebut Rahma.

Sementara itu, Perwakilan BKKBN Provinsi Kepri Desri Mulyono mengapresiasi Pemkot Tanjungpinang yang sudah melakukan aksi nyata langsung kepada masyarakat untuk menurunkan angka stunting.

Menurutnya, penanganan stunting tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah saja, namun perlu dukungan pihak-pihak maupun lembaga lainnya.

"Sehingga, bisa intervensi terhadap anak-anak  dan keluarga-keluarga yang berisiko stunting," ujarnya.

Dengan hadirnya dapur sehat ini, kader-kader penggerak di lapangan diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada keluarga-keluarga berisiko stunting untuk menyediakan makanan yang sehat kepada anak-anak, ibu hamil, dan juga keluarga-keluarga tersebut.*

Baca juga: BKKBN targetkan angka stunting di Kepri turun jadi 10,2 persen 2024

Baca juga: 5.684 tenaga pendamping keluarga di Batam upaya cegah stunting

Pewarta: Ogen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022