Moskow (ANTARA) - Rubel jatuh ke level terlemah sejak awal Mei melewati 70 terhadap dolar pada awal perdagangan Rabu, memperpanjang kerugian mingguan karena kekhawatiran atas sanksi terhadap minyak dan gas Rusia membuat pasar ketakutan.

Pada pukul 07.13 GMT, rubel anjlok 2,1 persen terhadap dolar pada 70,31, setelah mencapai 70,67 sebelumnya.

Rubel telah kehilangan 1,7 persen untuk diperdagangkan pada 74,76 versus euro, sebelumnya melewati ambang batas 75 untuk pertama kalinya sejak akhir April. Rubel juga telah turun 1,7 persen terhadap yuan menjadi 10,06, mendekati level terendah tujuh bulan.

Rubel telah kehilangan lebih dari 7,0 persen minggu ini terhadap greenback dan sekitar 11,5 persen sejak pembatasan harga minyak Rusia diberlakukan, tetapi tetap menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini, didukung oleh kontrol modal dan penurunan awal dalam impor sebagai akibat dari sanksi Barat atas tindakan Rusia di Ukraina.

Rubel telah mengejar melemahnya neraca pembayaran Rusia, kata Rachel Ziemba, pendiri Ziemba Insights.

"Dalam beberapa bulan terakhir, pendapatan ekspor Rusia telah turun karena ekspor gas berkurang tajam dan embargo minyak Uni Eropa membatasi pendapatan minyak."

"Sementara itu impor telah bangkit kembali, yang berarti bahwa alih-alih surplus neraca pembayaran yang dipicu oleh kontraksi impor yang besar, ia semakin mendekati defisit," tambah Ziemba.

Ekspor minyak Rusia turun 11 persen untuk 1-20 Desember dibandingkan dengan bulan sebelumnya, setelah embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia mulai berlaku, harian Kommersant melaporkan pada Rabu, mengutip sumber tak diidentifikasi yang mengetahui situasi tersebut.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,1 persen menjadi 80,1 dolar AS per barel.

Kementerian keuangan Rusia akan memanfaatkan pasar utang lokal sekali lagi pada Rabu, menerbitkan tiga obligasi OFZ karena Moskow banyak meminjam untuk membantu membiayai operasi militernya di Ukraina.

Saham Rusia beragam. BCS World of Investments mengatakan rubel yang terus turun kemungkinan juga akan membuat indeks RTS jatuh.

Indeks RTS berdenominasi dolar turun 1,3 persen menjadi diperdagangkan di 654,6 poin, mendekati posisi terendah lebih dari dua bulan. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 0,5 persen lebih tinggi pada 2.130,6 poin, rebound dari level terendah hampir delapan minggu di sesi sebelumnya.


Baca juga: Rubel Rusia jatuh melewati 65 terhadap dolar, terlemah sejak Mei
Baca juga: Batas harga minyak dimulai, rubel jatuh terendah 7 minggu atas dolar
Baca juga: Rubel menguat menuju 62 per dolar, aset Rusia tertekan harga minyak

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022