Pekanbaru (ANTARA) - Pengumuman angka stunting Provinsi Riau belum diresmikan, namun dari presentasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Provinsi Riau telah mengalami penurunan stunting sebanyak 4,4 persen.

"Kemarin itu, data prevalensi stunting Riau sebesar 22,3 persen dan kalau turun 4,4 persen berarti prevalensi stunting Riau awal tahun 2023 lebih kurang 17 persen. Tapi, nanti akan diumumkan Pemerintah Pusat secara resmi pada Februari 2023," kata Gubernur Riau Syamsuar di Pekanbaru, Jumat.

Dia mengatakan sesuai arahan Presiden Jokowi bahwa pemerintah daerah agar bisa menurunkan prevalensi stunting di tahun 2024 menjadi 14 persen.

Dirinya bersama Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Riau dan instansi vertikal mengelar pertemuan dalam rangka melakukan penanganan stunting agar tepat sasaran.

Baca juga: BKKBN Riau giatkan pelayanan KB gratis serentak awal 2023

Baca juga: BKKBN tawarkan tujuh paket pilihan turunkan stunting


"Jadi kami memberikan petunjuk kepada semua OPD dan instansi vertikal terkait agar nanti arahan Presiden Jokowi ini dapat kita tindak lanjuti sehingga Riau bisa mengendalikan inflasi, penanganan stunting tepat sasaran dan termasuk penanganan kemiskinan ekstrem," ujar Syamsuar.

Untuk itu, Pemprov Riau bersama pemerintah kabupaten/kota perlu menguatkan peran PKK dan kader posyandu untuk mencapai target menurunkan prevalensi stunting Riau.

Sementara itu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau terus mendorong 311 Kampung KB untuk mentradisikan "jimpitan" atau donasi berupa bubur kacang hijau, telur, uang, beras dan susu kedele bagi keluarga miskin untuk mencegah stunting.

"Keluarga berpotensi stunting harus mendapat perhatian dari tradisi "jimpitan" ini guna menurunkan prevalensi stunting di Riau yang juga harus menjadi perhatian bersama karena menyangkut kualitas generasi penerus masa depan bangsa," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia.

Dia mengapresiasi tradisi jimpitan ini sebagai solusi pengentasan stunting dengan cara memberdayakan masyarakat sehingga seluruh Kampung KB di Riau perlu menerapkannya.*

Baca juga: Memangkas tengkes, menyemai generasi unggul di Riau

Baca juga: Mendagri: Lengkapi layanan faskes percepat turunkan stunting

Pewarta: Frislidia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023