London (ANTARA) - Saham-saham Inggris ditutup di wilayah negatif pada perdagangan Rabu waktu setempat (25/1/2023), memperpanjang penurunan untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 0,16 persen atau 12,49 poin menjadi menetap di 7.744,87 poin.

Indeks FTSE 100 tergerus 0,35 persen atau 27,31 poin menjadi 7.757,36 poin pada Selasa (24/1/2023), setelah menguat 0,18 persen atau 14,08 poin menjadi 7.784,67 poin pada Senin (23/1/2023), dan terangkat 0,30 persen atau 23,30 poin menjadi 7.770,59 poin pada Jumat (20/1/2023).

Baca juga: FTSE 100 Inggris dibuka naik, laba emiten imbangi kekhawatiran ekonomi

Polymetal International PLC, sebuah perusahaan pertambangan logam mulia Inggrir-Rusia yang terdaftar di Saint Helier, Jersey, membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjun 20,12 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia Evraz PLC terjungkal 12,59 persen; serta perusahaan yang mendistribusikan berbagai macam produk konsumen ritel dan menyediakan pengiriman ke rumah-rumah Ocado Group PLC anjlok 4,94 persen.

Baca juga: Saham di Inggris hentikan reli, indeks FTSE 100 tergerus 0,35 persen

Sementara itu, Dechra Pharmaceuticals PLC, sebuah perusahaan industri farmasi internasional yang berfokus pada pasar hewan melonjak 3,35 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan asuransi multinasional Inggris Aviva PLC yang terangkat 3,26 persen; serta perusahaan induk maskapai penerbangan multinasional Inggris-Spanyol International Consolidated Airlines Group SA menguat 2,04 persen.

Baca juga: Indeks FTSE 100 Inggris dibuka melemah jelang data aktivitas bisnis
Baca juga: Saham Inggris berakhir positif, indeks FTSE 100 menguat 0,18 persen


Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023