Jakarta (ANTARA) - Ketua Panitia Persiapan Delegasi PP Special Olympics Indonesia (SOIna) Haerudin mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan pemusatan latihan nasional (pelatnas) bagi para atlet jelang Special Olympics World Games (SOWG) 2023 di Berlin, Jerman, 17-25 Juni.

“Persiapan latihan, sudah kami rencanakan dan lakukan desentralisasi. Sementara untuk sentralisasi (pelatnas) akan dilakukan pada 1 Mei hingga 7 Juni,” kata Haerudin dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

“Kami sudah mulai mengurus venue untuk memusatkan pelatihan enam cabang olahraga di Semarang, sementara untuk badminton akan dilakukan di Kudus,” imbuhnya.

Adapun terdapat 42 delegasi Indonesia yang akan berangkat ke Berlin, Jerman, untuk SOWG tahun ini yang terdiri dari 25 atlet, 12 pelatih, dan staf official.

Sebanyak 25 atlet itu akan berkompetisi di tujuh cabang olahraga yakni atletik, bulu tangkis, bowling, senam artistik, senam ritmik, renang dan tenis meja, dengan belasan nomor di dalamnya.

Baca juga: SOIna targetkan sembilan emas di SOWG Berlin 2023

Lebih lanjut, Haerudin mengatakan pihaknya yakin dengan kemampuan para atlet bertalenta khusus atau disabilitas intelektual untuk turut mengharumkan nama bangsa pada SOWG XVI nanti.

Dengan prestasi yang gemilang, ia berharap akan mempermudah langkah Indonesia mewujudkan mimpi sebagai tuan rumah SOWG di tahun 2031, yang telah disambut baik oleh pemerintah pusat.

“Tim ini akan mewakili Indonesia berlaga di kancah internasional. Harapannya bendera merah-putih bisa berkibar di sana,” ujar dia.

“Ini juga senada dengan kami yang sudah membidik tahun 2031, dimana kita rencanakan untuk menggelar SOWG di Indonesia, dan pemerintah sudah memberikan lampu hijau. Ini membuat kami makin semangat untuk kemudian mengikuti SOWG Berlin,” tambahnya.

Baca juga: SOIna pastikan persiapan matang jelang SOWG Berlin 2023

Sependapat, Ketua Umum PP SOIna Warsito Ellewien mengatakan dukungan pemerintah juga telah diterima untuk delegasi Indonesia terbang ke Jerman.

Ia berharap, prestasi yang akan ditorehkan para atlet yang terlibat juga bisa menjadi momentum untuk menggaungkan kesadaran dan perhatian kepada anak-anak berkebutuhan khusus atau disabilitas intelektual untuk berprestasi di berbagai bidang, tak terkecuali olahraga.

“Ini merupakan kampanye publik bahwa mereka bukan anak cacat. Mudah-mudahan dengan mereka berhasil membawa pulang banyak emas, akan ada momentum untuk bicara dan memberikan ruang yang lebih luas,” jelas Warsito.

“Kalau pemerintah mendukung, maka kita akan senang sekali. Ini juga adalah tugas negara, dan pesan itu sudah sampai ke pemerintah,” ujarnya menambahkan.

Baca juga: Ganjar lelang sepeda Rp1,1 miliar untuk dukung atlet SOIna

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023