"China, India, dan Indonesia masih menjadi `catalyst agent` bagi pertumbuhan ekonomi Asia,"
Depok (ANTARA News) - Asia Timur dan Pasifik dan ASEAN-5 (Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam) masih menjadi penunjang pertumbuhan Asia sekaligus diharapkan sebagai penyanggah efek tular krisis global.

"China, India, dan Indonesia masih menjadi `catalyst agent` bagi pertumbuhan ekonomi Asia," kata Direktur Eksekutif Lingkar Studi Efokus Dr. Rizal E. Halim di Depok, Kamis.

Menurut dia, kawasan Asia khususnya emerging Asia terus menunjukkan resiliensi pascatahun 2008. Laju ekonomi Asia pada tahun 2012 berada di kisaran 5,8--6,0 persen tidak jauh berbeda dari 2011 yang tumbuh sebesar 5,9 persen.

"Laju pertumbuhan ekonomi Asia ini ditopang, khususnya negara China-India dan ASEAN-5 yang secara agregat tumbuh di kisaran 6,4--6,6 persen atau melambat dibanding 2011 (7,2 persen) dan 2010 (9,1 persen)," kata doktor ekonomi lulusan Universitas Indonesia.

Ia mengatakan bahwa perlambatan global yang terjadi sepanjang 2011--2012 juga memberi dampak perlambatan bagi ekonomi Asia, khususnya China yang hanya mampu tumbuh 7,6--7,8 persen dan India tumbuh berkisar 6,0--6,2 persen pada tahun 2012 atau melambat dibanding 2011 (China 9,2 persen dan India 6,5 persen).

Dikatakan, proyeksi 2013, ekonomi Asia akan tumbuh di kisaran 5,9--6,3 persen. Sebagian besar di antaranya disumbang oleh negara emerging Asia, seperti China, India, Indonesia, dan Thailand.

"Emerging Asia sendiri akan tumbuh sekitar 6,5--6,9 persen pada tahun 2013," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, selain konsumsi domestik dan arus investasi yang besar masuk ke emerging Asia, stimulus fiskal China juga akan menjadi katalisator ekonomi Asia pada tahun 2013.

"Di Indonesia sendiri proyek pembangunan infrastruktur di samping investasi dan konsumsi akan menopang pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara," ujarnya.
(F006/D007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013