kami mendorong industri yang menjadi mentor bagi para mahasiswa
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan terdapat lima kebijakan utama dalam Kampus Merdeka yang mendorong transformasi pendidikan tinggi di Indonesia.

“Lima kebijakan utama Kampus Merdeka mendukung transformasi sistem pendidikan tinggi,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis, saat memperkenalkan Kampus Merdeka kepada para perwakilan perguruan tinggi dan industri dari penjuru Britania Raya di London.

Nadiem mengatakan kebijakan utama tersebut meliputi kesempatan belajar di luar kampus selama maksimal satu tahun serta dana padanan untuk kolaborasi penelitian dan akademik.

Kemudian ada juga program visiting scholar, beasiswa sarjana dan pascasarjana serta pendirian kampus internasional di Indonesia.

Nadiem menyebutkan hingga kini tercatat lebih dari 130 ribu mahasiswa yang mengikuti program Kampus Merdeka dan lebih dari 2,8 ribu institusi industri dan organisasi non-profit yang terlibat sebagai mitra.

Baca juga: Nadiem: Kampus Mengajar tingkatkan literasi dan numerasi tepat sasaran
Baca juga: LLDIKTI: Perguruan tinggi kesehatan kesulitan terapkan Merdeka Belajar


Program Kampus Merdeka itu meliputi program-program belajar di luar kampus termasuk magang dan studi independen yang berkaitan langsung dengan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri.

“Jika sebelumnya banyak rekan-rekan dari industri yang mengeluh dengan kualitas lulusan perguruan tinggi, sekarang kami mendorong industri yang menjadi mentor bagi para mahasiswa,” kata Nadiem.

Nadiem pun mengundang para perwakilan perguruan tinggi di Britania Raya untuk menjadi kampus penyelenggara program pertukaran mahasiswa Indonesia International Student Mobility Award (IISMA).

Ajakan tersebut dilandasi oleh keberhasilan IISMA selama dua tahun terakhir dalam memberikan kesempatan bagi lebih dari 3.500 mahasiswa untuk belajar di 117 kampus kelas dunia.

Baca juga: LLDIKTI X sampaikan evaluasi penerapan program Merdeka Belajar
Baca juga: Pertanian Unhas dapat dana Rp1,5 miliar dari PKKM Kemendikbudristek


Selain itu terkait dana padanan, Nadiem menekankan besarnya potensi yang dimiliki Indonesia sebagai lahan riset terutama untuk sejumlah bidang yang saat ini menjadi prioritas.

Bidang-bidang tersebut meliputi green economy, blue economy, pariwisata, teknologi digital, dan infrastruktur kesehatan.

Bahkan pada 2022 Kemendikbudristek berhasil menghasilkan 1.093 kolaborasi antara perguruan tinggi dengan kampus untuk mengerjakan riset bersama dengan dukungan dana padanan.

Selanjutnya, Nadiem menjelaskan terkait program Visiting Scholar yang mendukung pertukaran ilmu lintas negara.

Terdapat sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan profesor atau pengajar yang mengikuti program ini antara lain menjadi dosen tamu, melatih pengajar di Indonesia hingga menulis artikel ilmiah bersama.

Profesor atau pengajar juga bisa menjadi peer reviewer, mengembangkan modul pembelajaran dan menjadi supervisor untuk mahasiswa pascasarjana untuk bisa mengikuti program Visiting Scholar.

Baca juga: Dubes bidik 1.000 pelajar Indonesia belajar di Polandia pada 2025
Baca juga: Kemendikbud: 1.692 penerima beasiswa IISMA siap jadi duta RI
Baca juga: 295 Mahasiswa UI lolos program IISMA 2023

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023