Fatwa ulama Indonesia mendorong pemanfaatan sebesar-besarnya hadyu. Memulai langkah ini agar jadi model bisa dimanfaatkan, tidak hanya di Saudi tapi sampai ke Indonesia
Mekkah (ANTARA) - Sebanyak 75 ribu kantong daging kambing dam petugas dan jamaah haji dari 3.117 ekor yang disembelih di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Al Okaishiah, Mekkah, siap dikirim ke Indonesia.

Sebanyak 3.117 ekor kambing yang disembelih tersebut 2.674 dari petugas dan 443 dari peserta haji Indonesia.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengatakan pengelolaan dam terintegrasi itu baru dilakukan tahun ini, sekaligus menata ulang pola pembayaran dam dan diwajibkan bagi petugas haji, sedangkan untuk jamaah belum diwajibkan.

"Kami ingin ada perbaikan. Ini termasuk perlindungan kepada jamaah karena jelas dipilihnya, dibelinya, dipotongnya, dan dibagikannya," kata Hilman di Mekkah, Minggu.

Selain itu, kata Hilman, tata kelola dam yang baru ini bisa memberikan dampak besar kepada masyarakat di Indonesia karena sebelumnya daging hewan dam hanya didistribusikan ke warga Mekkah, kini bisa dikirim ke Indonesia.

Baca juga: IDEAS: Penting distribusikan hewan kurban hingga ke daerah pelosok

"Fatwa ulama Indonesia mendorong pemanfaatan sebesar-besarnya hadyu. Memulai langkah ini agar jadi model bisa dimanfaatkan, tidak hanya di Saudi tapi sampai ke Indonesia," ujarnya.

Ia menegaskan ekosistem sudah dipelajari, tata kelola sudah dipahami, dan ke depan akan disarankan kepada jamaah haji, tidak hanya para petugas.

Ketua Baznas Noor Achmad mengatakan potensi daging hewan dam sangat besar karena jika ada 220 ribu peserta haji Indonesia menyembelih kambing untuk dam, maka bisa menghasilkan 4.5 juta kantong daging yang siap dikirim ke Indonesia.

"Manfaatnya sangat besar untuk mengentaskan stunting dan kemiskinan di Indonesia. Saat ini kita punya 4,5 juta kemiskinan ekstrem dan 6 juta kasus stunting dan dengan persediaan daging yang besar, meski baru uji coba, kalau nanti hasilnya bagus akan diteruskan ke depannya," kata Noor Achmad.

Direktur Bina Haji Ditjen PHU Kemenag Arsad Hidayat mengatakan tata kelola dam tersebut tidak cuma soal akuntabilitas, tapi kesempurnaan syariat sebab, kambing untuk dam juga ada syarat yang harus dipenuhi.

Dengan adanya kerja sama tersebut, kambing yang dipilih sudah sesuai dengan syariat, begitu juga dengan proses penyembelihan hingga daging didistribusikan.

Baca juga: Kurban Online Baznas jadi upaya pemerataan distribusi daging kurban

"Pengiriman daging harus diproses dulu, dikantongin, dan divakum, dimasak setengah matang yang akan dikirim ke masyarakat Indonesia. Ini juga dalam rangka pengentasan kemiskinan. Kita dari haji punya kontribusi dan peran," kata Arsad.

Kepala Daker Makkah Khalilurrahman mengatakan RPH Al-Okaishiah memiliki standar tata kelola yang baik dan seluruh fasilitas ditangani oleh pekerja profesional.

Jamaah yang menyembelih hewan di sini juga lebih tenang karena bisa memilih kambing sendiri, melihat penyembelihan, hingga menjadi daging yang siap didistribusikan.

RPH ini juga memiliki cold storage yang menjamin daging tetap segar sebelum dikirim ke Indonesia dan harga kambing juga masuk akal yakni 600 riyal.

"Ini bertujuan dalam rangka perwujudan akuntabilitas pembayaran dam, khususnya petugas. Juga dalam rangka edukasi tata kelola dam sesuai syariah yang akuntable, transparan, dan profesional," kata Khalilurrahman.

Baca juga: Distribusi hewan kurban tidak harus kepada yang terdekat

Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023