Evraz PLC, perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris membukukan kerugian paling besar
London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Senin waktu setempat (3/7/2023), berbalik melemah dari keuntungan sehari sebelumnya, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergerus 0,06 persen atau 4,27 poin menjadi menetap di 7.527,26.

Indeks FTSE 100 terdongkrak 0,80 persen atau 59,84 poin menjadi 7.531,53 pada Jumat (30/6/2023), setelah jatuh 0,38 persen atau 28,80 poin menjadi 7.471,69 pada Kamis (29/6/2023), dan terkerek 0,52 persen atau 39,03 poin menjadi 7.500,49 pada Rabu (28/6/2023).

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Baca juga: Saham Inggris dibuka menguat dipimpin ekuitas pertambangan

Diikuti oleh saham perusahaan industri farmasi dan bioteknologi multinasional Inggris-Swedia AstraZeneca PLC yang tergelincir 8,00 persen; serta perusahaan manufaktur peralatan medis multinasional Inggris Smith & Nephew PLC, juga dikenal sebagai Smith+Nephew yang anjlok 5,76 persen.

Sementara itu, Ocado Group PLC, sebuah perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan bahan pokok secara daring melambung 5,95 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan pertambangan multinasional Inggris Anglo American PLC yang melonjak 4,32 persen; serta salah satu perusahaan pengembangan dan investasi properti terbesar di Inggris Raya British Land Company PLC meningkat 3,47 persen.

Baca juga: Saham Inggris ditutup positif, indeks FTSE 100 terdongkrak 0,80 persen

Baca juga: Saham Inggris hentikan reli, indeks FTSE 100 terpangkas 0,38 persen


Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023