Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia stabil pada awal perdagangan Rabu menjelang tiga lelang obligasi pemerintah, didukung oleh harga minyak pada level tertinggi 3,5 bulan, tetapi terhambat dari pertumbuhan yang signifikan oleh risiko geopolitik.

Pada pukul 07.22 GMT, rubel diperdagangkan tidak berubah terhadap dolar pada 92,32 dan telah kehilangan 0,2 persen menjadi diperdagangkan pada 101,38 versus euro. Mata uang Rusia juga stabil terhadap yuan diperdagangkan pada 12,84.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 85,50 dolar AS per barel, sebelumnya mencapai level terkuat sejak 17 April.

Sebuah gedung bertingkat tinggi di distrik bisnis Moskow yang menampung tiga kementerian pemerintah Rusia dihantam oleh pesawat tak berawak untuk kedua kalinya dalam tiga hari pada Selasa (1/8/2023), dalam apa yang disebut Rusia sebagai upaya "serangan teroris" Ukraina.

Sanksi ekonomi telah menjadi sakit kepala terbesar bagi elit bisnis Rusia sejak dimulainya perang di Ukraina, tetapi dua serangan drone di kota Moskow memaksa perusahaan-perusahaan untuk memikirkan keselamatan karyawan mereka.

Indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.056,5 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel, yang pada sesi sebelumnya mencapai titik terkuatnya sejak sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, stabil di 3.093,6 poin.

MOEX sangat tinggi, kata Sinara Investment Bank dalam sebuah catatan. Indeks masih jauh di bawah rekor tertinggi di atas 4.000 poin yang dicapai pada akhir 2021, tersengat oleh geopolitik.

"Euforia investor ritel dapat berlanjut hari ini karena reinvestasi dividen dan melemahnya rubel, namun prospek pertumbuhan jangka panjang diragukan karena meningkatnya risiko," kata Sinara.

Kementerian Keuangan Rusia akan mengadakan tiga lelang obligasi pemerintah OFZ pada Rabu.

Baca juga: Dolar tergelincir di sesi Asia setelah penurunan peringkat kredit AS
Baca juga: Yuan tergelincir 85 basis poin menjadi 7,1368 terhadap dolar AS
Baca juga: Rupiah melemah karena pengaruh kenaikan yield obligasi AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023