termasuk mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI pertama
Jakarta (ANTARA) - Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta (UP MKJ) mengagendakan pameran temporer bertema "Mobil dan Hidup" dalam rangka memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia pada 24 Agustus - 6 September 2023 di Museum Joang 45, Jakarta.

“Nanti kami pamerkan benda-benda peninggalan sejarah, termasuk mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI pertama,” kata Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan (UP MKJ) Esti Utami, di Jakarta, Kamis.

Melalui pameran ini, kata Esti, pengunjung diajak merayakan kemerdekaan RI dengan kembali menjelajahi waktu 78 tahun silam, menapaki jejak perjuangan kemerdekaan RI melalui koleksi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia di Museum Joang 45.

“Selain pameran, diselenggarakan juga lomba fotografi, seminar dan Napak Tilas Proklamasi berkolaborasi dengan Museum Naskah Proklamasi,” kata Esti.

Baca juga: HUT ke-78 RI jadi momen merenung peran Jakarta sebagai kota global

Museum Joang 45 berada di Jalan Menteng nomor 31, Jakarta Pusat dan merupakan salah satu saksi bisu dari aneka peristiwa menjelang kemerdekaan Republik Indonesia.

Gedung itu adalah tempat merumuskan berbagai rencana aksi merebut serta mempertahankan kemerdekaan.

Beragam kegiatan dalam mengisi HUT ke-78 kemerdekaan RI di Museum Joang 45 ini juga dijadikan momentum untuk mendongkrak tingkat kunjungan ke museum.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah pengunjung museum di Provinsi DKI Jakarta pada 2021 berkisar di angka 120 ribu kunjungan.

Baca juga: Rayakan HUT RI ke-78, JAQS kibarkan Merah Putih di bawah air

Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan 2020 sebesar dua juta kunjungan.

Sangat penting
Dosen Sastra dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang juga pengamat sejarah Rudy Wiratama, mengatakan bahwa eksistensi museum masih sangat penting dalam konteks pendidikan.

“Bisa kita lihat pada kenyataannya, generasi sekarang perlahan lupa dengan sejarah bangsanya,” kata Rudy Wiratama saat dihubungi secara terpisah.

Menurut Rudy, gempuran arus informasi yang sangat deras membuat generasi muda terjebak dalam dua kondisi; antara mengagung-agungkan kebesaran masa lalu yang ahistoris, banyak dibumbui cerita khayal yang beredar di dunia maya, atau justru bersikap skeptis dan menganggap bangsanya sendiri inferior.

Baca juga: Heru sebut Jakarta jadi pusat perhatian kontestasi politik

"Di sinilah peran museum sebagai wahana edukasi dan literasi sejarah, kebudayaan, sosial, politik, dan segi-segi lain kehidupan bangsa menjadi vital," katanya.

Oleh karena itu, ia menilai, sedikitnya ada tiga hal yang dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan kunjungan museum.

Yang pertama menggencarkan sosialisasi lewat jejaring sosial media yang dimiliki secara aktif.

Kedua, pengelola museum harus bisa memberikan informasi degan lebih cair, menarik dan menggugah minat kunjungan masyarakat.

Baca juga: HUT ke-78 RI, ribuan personel jaga keamanan di sekitar Istana-Monas

Terakhir, melengkapi museum dengan infrastruktur penunjang memadai, program-program berkala, serta meningkatkan kualitas SDM pengelolanya.
 

Pewarta: Mardiansyah Al Afghani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023