Jakarta (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (DPP PBB) menyatakan pihak intelijen harus memberi penjelasan dan tidak boleh tinggal diam terkait penemuan senjata dan amunisi di rumah almarhum Brigjen Koesmayadi (Wakil Asisten Logistik Kasad). "Karena itu menurut kami, DPR seharusnya memanggil Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Intelijen Stategis (BAIS TNI) bukan memanggil Panglima TNI atau Kepala Staf Angkatan Darat," kata Ketua DPP PBB, Ali Muchtar Ngabalin, usai peringatan ulang tahun ke-8 Partai Bulan Bintang, di Jakarta, Senin. Menurut Ali Muchtar, kasus Koesmayadi bukan persoalan sederhana, melainkan persoalan serius yang menunjukkan kacaunya manajemen TNI, serta kemungkinan lain yang lebih buruk. "Kita harus memanggil BIN dan BAIS untuk menjelaskan apakah kasus ini menunjukkan fenomena tentara kita pecah atau 'ada jeruk di dalam jeruk'," katanya. Dikatakannya negara sudah mengalokasikan anggaran yang besar pada intelijen, namun apa saja yang telah dilakukan mereka sehingga penimbunan senjata yang dalam jumlah besar di rumah perwira tinggi TNI tidak bisa mereka ketahui. "Apa Koesmayadi itu sedemikian hebat dan kuat sehingga waktu masih hidup tidak bisa diapa-apain, kalau benar demikian berbahaya, karena tidak tertutup kemungkinan ada Koesmayadi-Koesmayadi yang lain," kata Ali Muchtar yang juga anggota Komisi I DPR. Sementara itu, Sekjen DPP PBB, Sahar L Hasan menambahkan pihak berwenang harus bisa menemukan posisi Koesmayadi terkait senjata-senjata tersebut apakah dia seorang pedagang senjata, kolektor atau ada maksud tertentu dengan memiliki senjata dalam jumlah yang sedemikian besar. Awal pekan lalu saat dilakukan penarikan kembali inventaris senjata di rumah almarhum di Jalan Pangandaran No.15, Ancol, Jakarta Utara, terdapat 145 pucuk senjata terdiri dari atas 96 pucuk senjata laras panjang, senjata laras panjang tanpa alur tujuh pucuk, 42 senjata laras pendek dan amunisi 28.985 butir. Puluhan senjata itu, terdiri atas jenis Senapan Serbu (SS)-1, MP5, M16 dan AK. Selain itu, ditemukan pula sembilan buah granat tangan dan 28 teropong. Brigjen Koesmayadi meninggal dunia pada Minggu (25/6) siang di kediamannya di kompleks Raflesia, Cibubur, Jakarta Timur, akibat serangan jantung. Jenazah almarhum dimakamkan di Taman Makam Bahagia (TMB) ABRI Pondok Aren, Ciledung, Tangerang, pada Senin (26/6). Sesuai prosedur baku internal TNI Angkatan Darat, maka pada hari yang sama dilakukan penarikan kembali inventaris senjata di rumah almarhum di Jalan Pangandaran No.15, Ancol, Jakarta Utara. (*)

Copyright © ANTARA 2006