Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo menegaskan kepada seluruh jajarannya untuk memahami program kerja, demi mewujudkan keluarga berkualitas sesuai tujuan Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
 
"Kita harus memahami apa saja program kerja kita. Kalau sudah memahaminya, akan mudah bagi kita menyampaikan kepada masyarakat, para pemangku kepentingan, dan mitra kerja. Tujuan akhir dari program kerja kita itu, menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing dan keluarga berkualitas," ujar Hasto dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
 
Menurut Hasto, sebagai pelayan masyarakat yang baik, Aparatur Sipil Negara (ASN) perlu berbenah dimulai dari diri sendiri, yakni dengan mengutamakan kepentingan masyarakat dan mengedepankan integritas di atas kepentingan pribadi.
 
"Kita harus menjadi personal master, bekerja dengan cerdas dan ikhlas. Kalau ada yang memancing emosi, diamkan saja. Mengalah, agar tidak dapat dikalahkan," pesan dia.
 
Ia menyampaikan fenomena gangguan mental dan emosional yang saat ini sedang marak terjadi dan mengganggu produktivitas serta kinerja para ASN.
 
“Dari 100 ASN, ada enam orang yang 'terganggu' mentalnya, stres ringan. Sering bolos kerja tetapi absennya rajin, tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya, suka menyalahkan, dan ngeyel (tidak mau mengalah),” katanya.
 
Ia menekankan pentingnya peran ASN mengingat saat ini program percepatan penurunan stunting tengah menjadi prioritas nasional.
 
"Penurunan stunting harus bisa kita lakukan. Kita lihat dan baca grafik, daerah yang tidak memiliki jamban atau jamban tidak layak, sumber air tidak layak minum, rumah tidak layak huni, kemiskinan ekstrem, itu semua ada kaitan dengan daerah-daerah yang tinggi stuntingnya," ucap dia.

Baca juga: BKKBN: Generasi milenial jadi target utama program Bangga Kencana

"Intervensi masalahnya harus di tempat-tempat tersebut, maka akan turun di bawah 30 persen (angka stuntingnya). Nanti yang lainnya, yang kecil-kecil itu mengikuti," imbuhnya.
 
Ia juga menyampaikan, Visi Indonesia Emas pada 2045 perlu direspons dengan serius. Dalam rentang waktu 2020 hingga 2045, 70 persen penduduk Indonesia adalah masyarakat dalam usia produktif (15-64 tahun).
 
Target pembangunan berkelanjutan, menurutnya juga sejalan dengan visi tersebut, yakni menghilangkan kelaparan dan mengurangi risiko kekurangan gizi. Kemudian, mengurangi rasio angka kematian ibu, menurunkan angka kematian neonatal (kematian bayi sebelum usia satu bulan), dan akses kesehatan reproduksi yang universal.
 
"Keluarga muda berkualitas kunci Indonesia Emas, dan pembangunan keluarga adalah fondasi utama tercapainya kemajuan bangsa. Tahun 2025-2035, merupakan fase puncak periode bonus demografi, untuk itu kita perlu konsisten membangun program Bangga Kencana, itu bukan semata-mata untuk KB, tetapi untuk membangun keluarga secara utuh dalam berbagai dimensinya," tuturnya.

Baca juga: BKKBN sebut keluarga berkualitas kunci capai target SGDs tahun 2023
Baca juga: BKKBN: Pemutakhiran data PK-21 basis kebijakan program Bangga Kencana

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023