Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak yang terkait masalah kepemilikan senjata almarhum Brigjen Koesmayadi diperiksa secara tuntas, dan meminta Panglima TNI untuk melaporkan secara berkala tentang perkembangan hasil penyelidikan. "Presiden menginstruksikan Panglima TNI untuk melakukan pengusutan secara tuntas. Sekarang telah ditangani oleh Puspom AD. Secara tuntas, artinya semua pihak, semua warga negara yang berkaitan dengan masalah ini perlu diminta keterangan," kata Juru Bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng, di Kantor Kepresidenan Jakarta, Rabu. Menurut Andi, Presiden Yudhoyono memberikan perhatian yang serius terhadp pengungkapan kasus kepemilikan senjata Wakil Asisten Logistik Kepala Staf TNI-AD (Waaslog Kasad), Brigjen TNI Koemayadi, yang meninggal pada Senin (25/6) lantaran jumlahnya di luar kepatutan. "Beliau mengikuti perkembangannya, dan juga dilapori oleh Panglima TNI. Presiden juga meminta laporan secara berkala," katanya. Presiden Yudhoyono, menurut Andi, meminta agar penyelidikan tuntas dilakukan, antara lain mencakup tentang dari mana senjata yang banyak itu berasal, serta tujuan dari kepemilikan senjata tersebut. Ketika ditanya pers, apakah Presiden khawatir bahwa senjata-senjata tersebut kemungkinan dipakai untuk kegiatan yang mengarah kepada aksi kudeta, Andi tidak menjawabnya secara pasti. "Pokoknya yang namanya senjata, kalau kita lihat dari jumlahnya, katanya, ada 180, termasuk ada senjata serbu, granat dan sebagainya, yang rasanya tidak untuk koleksi. Kalau koleksi itu kan senjata kuno yang mungkin dipakai Napoleon, misalnya," kata Andi. Ia menambahkan, "Tapi, yang kita yakini adalah senjata-senjata moderen dalam jumlah yang cukup besar. Kalau digunakan secara tidak bertanggungjawab akan menimbulkan persoalan-persoalan." Pada Senin (26/6), pihak TNI-AD melakukan penarikan kembali inventaris senjata di rumah almarhum Brigjen Koesmayadi di Jalan Pangandaran Nomor 15, Ancol, Jakarta Utara, dan menemukan 145 pucuk senjata, terdiri atas 96 pucuk senjata laras panjang, tujuh pucuk senjata laras panjang tanpa alur, 42 senjata laras pendek dan amunisi sebanyak 28.985 butir. Puluhan senjata itu, terdiri atas jenis Senapan Serbu (SS)-1, MP5, M16 dan AK. Selain itu, TNI-AD menemukan pula sembilan granat tangan dan 28 teropong. Brigjen Koesmayadi meninggal dunia pada Minggu (25/6) siang di kediamannya di Kompleks Raflesia, Cibubur, Jakarta Timur, akibat serangan jantung. Jenazah Koesmayadi dimakamkan di Taman Makam Bahagia (TMB) ABRI Pondok Aren, Ciledug, Tangerang, pada Senin (26/6). Sesuai prosedur baku internal TNI Angkatan Darat, maka pada hari yang sama dilakukan penarikan kembali inventaris senjata di rumah almarhum. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006