Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menolak permintaan Grup Rajawali yang mengusulkan "right issue" saham PT Semen Gresik Tbk, dalam rangka mendapatkan dana untuk membangun pabrik baru. "Saya rasa belum perlu melakukan "right issue" (menerbitkan saham baru), Menteri Negara BUMN, Sugiharto, di Jakarta, Jumat. Menurutnya, saat ini kinerja Semen Gresik dilihat dari sisi neraca keuangan cukup kuat. Arus kas sangat positif, sehingga belum melihat kepentingan dilakukannya "right issue". Sebelumnya, Managing Director and Business Development Grup Rajawali, Darjoto Setiawan mengusulkan right issue untuk mendapatkan dana membangun pabrik baru Semen Gresik. Sugiharto menjelaskan, untuk membangun pabrik semen yang baru membutuhkan "leverage" (perbandingan antara dana-dana yang dipakai untuk membelanjai perusahaan) yang besar. "Leverage Semen Gresik masih rendah, sehingga kalaupun membutuhkan dana, lebih baik menggunakan dana pihak ke tiga," katanya. Ia juga menjelaskan, right issue itu bisa menyebabkan saham pemerintah yang saat ini mencapai 51 persen di Semen Gresik bisa terdilusi. Sugiharto juga menyoroti, masalah rencana right issue itu, Rajawali juga Diketahui, Grup Rajawali merupakan pemegang saham baru Semen Semen Gresik sebesar 24,9 persen, setelah mengambil alih saham Cemex Asia Holding. Pembayaran transaksi penjualan senilai 337 juta dolar AS itu akan dilakukan paling lambat 10 Juli 2006. Meneg mengatakan, saat ini kuasa hukum Rajawali dengan kuasa hukum pemerintah sedang menyelesaikan perjanjian antar pemegang saham (shareholder agreement). "Karena Semen Gresik adalah perusahaan publik, maka masalah ini juga harus disampaikan ke Bapepam, sehingga tidak mencederai UU Pasar Modal," ujar Sugiharto.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006