“Dalam hubungan internasional, yang utama bagi Indonesia tentunya kepentingan geopolitik kita dan kepentingan ekonomi kita, karena itu yang utama, kita harus memperkuat ekonomi dalam negeri Indonesia, kita harus menjaga kekayaan kita, harus mengelola
Jakarta (ANTARA) - Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto mengatakan strategi dalam memimpin kerja sama negara Selatan-Selatan adalah guna memperkuat perekonomian nasional.

Prabowo menjelaskan jika perekonomian kuat, maka Indonesia dengan sendirinya akan disegani oleh negara-negara lain, termasuk negara-negara yang tergabung dalam kerja sama Selatan-Selatan.

“Dalam hubungan internasional, yang utama bagi Indonesia tentunya kepentingan geopolitik kita dan kepentingan ekonomi kita, karena itu yang utama, kita harus memperkuat ekonomi dalam negeri Indonesia, kita harus menjaga kekayaan kita, harus mengelola kekayaan kita, harus hilirisasi agar nilai tambah berpuluh-puluh kali naik,” kata Prabowo saat menjawab pertanyaan panelis terkait hubungan internasional dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu.

Prabowo menyebut saat ini perekonomian Indonesia cukup tangguh sehingga banyak negara, termasuk dari Benua Afrika, banyak belajar ke Indonesia.

“Kita sekarang sudah jadi panutan negara-negara Afrika. Begitu banyak negara Afrika melihat kita, datang ke kita, minta dan belajar dari kita. Kita dianggap negara selatan berhasil (menjaga) inflasi rendah, pertumbuhan (ekonomi) ada, neraca perdagangan bagus, surplus perdagangan lima tahun berturut-turut. Jadi, leadership kita di dunia, di hubungan internasional akan tercermin dan ber-impact pada keberhasilan kita mengelola kekayaan, menghilangkan kemiskinan rakyat, negara kita meraih teknologi menjadi negara industri. Itu yang membuat kita memimpin dunia selatan,” kata Prabowo saat menjawab pertanyaan panelis.

Dalam segmen kedua sesi debat capres, panelis mengajukan pertanyaan ke Prabowo mengenai strategi calon presiden untuk menyusun peta jalan lebih konkret yang dapat memperkuat kerja sama Selatan-Selatan.

Debat ketiga Pilpres 2024, yang merupakan kelanjutan debat pertama pada 12 Desember 2023 dan debat kedua pada 22 Desember 2023, mengangkat isu-isu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan tiga pasangan capres-cawapres sebagai peserta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (pasangan calon nomor urut 1), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (pasangan calon nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md (pasangan calon nomor urut 3).

Beberapa pakar dan praktisi pertahanan diundang oleh KPU RI sebagai panelis debat malam ini, di antaranya Prof. Angel Damayanti (Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Universitas Kristen Indonesia), Curie Maharani Savitri (Ahli Kajian Industri Pertahanan dan Alih Teknologi Universitas Bina Nusantara), Prof. Evi Fitriani (Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia), Prof. Hikmahanto Juwana (Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia), I Made Andi Arsana (Ahli Aspek Geospasial Hukum Laut Universitas Gadjah Mada), Ian Montratama (Ahli Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina), Irine Hiraswari Gayatri (Peneliti Pusat Riset Politik BRIN), Kusnanto Anggoro (Pakar Keamanan Universitas Pertahanan), Laksamana TNI (Purn.) Prof. Marsetio (Kepala Staf TNI Angkatan Laut Periode 2012—2014), Philips J. Vermonte (Peneliti Senior CSIS), dan Prof. Widya Setiabudi Sumadinata (Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjajaran).

 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024