Unggulan keempat tersebut akan menjadi juara putra termuda di Melbourne sejak 2008, ketika Djokovic memenangi Grand Slam pertamanya pada usia 20 tahun.

Final di Rod Laver Arena akan mempertemukan dua petenis paling konsisten di tur -- sejak awal musim 2023, Medvedev dan Sinner telah memenangi lebih banyak pertandingan dibandingkan petenis yang lain.

Unggulan ketiga asal Rusia itu berupaya memenangi Grand Slam keduanya di final Australian Open ketiganya -- ia dikalahkan oleh Djokovic pada 2021 dan oleh Nadal pada tahun berikutnya.

Namun, jalannya menuju final sangat berbeda dengan Sinner. Dia menghabiskan 20,5 jam di lapangan -- hampir enam jam lebih lama dibandingkan Sinner.

Medvedev telah memainkan tiga pertandingan lima set yang melelahkan, bangkit dari ketertinggalan dua set untuk memenangkan dua set, termasuk melawan Alexander Zverev di semifinal.

"Saya lebih kuat dibandingkan sebelum turnamen ini karena sekarang saya tahu bahwa saya mampu melakukan beberapa hal, yang mungkin saya pikir saya tidak mampu," kata Juara US Open 2021 itu.

Medvedev, yang memainkan final major keenamnya, memimpin catatan head-to-head menang kalah 6-3 atas Sinner, namun petenis Italia itu telah memenangi tiga pertemuan terakhir, termasuk di ATP Finals pada November.

Petenis berusia 27 tahun Medvedev berharap pengalamannya akan membantunya melewati batas, meskipun ia mengakui lawannya telah meningkatkan permainannya ke "level yang berbeda."

"Saya tidak tahu bagaimana jadinya Jannik nanti, tapi saya sendiri, saya punya pengalaman ini. Saya akan mencoba yang terbaik. Saya akan berjuang untuk hidup saya, dan mari kita lihat siapa yang menang," ujar Medvedev.

Baca juga: Djokovic sebut kekalahan dari Sinner pertandingan Grand Slam terburuk
Baca juga: Sinner yakin generasi baru punya kemampuan untuk menangi Grand Slam
 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024