Jakarta (ANTARA) - Daniil Medvedev dan Jannik Sinner akan berhadapan di final putra Australian Open, Minggu, saat pengukir trofi siap menuliskan nama baru.

Sejak Stan Wawrinka memenangi satu-satunya gelar di Melbourne pada 2014, Novak Djokovic telah meraih enam trofi, Roger Federer memenangi dua trofi dan Rafael Nadal membawa pulang satu trofi.

Namun, kekalahan mengejutkan Djokovic dari Sinner dalam empat set pada Jumat (26/1) telah mengakhiri era tersebut secara tiba-tiba, setidaknya untuk sementara.

Sinner, yang mampu menahan perlawanan dari juara Australian Open 10 kali itu untuk mencapai final Grand Slam pertamanya, melaju dengan tenang melalui lawan-lawannya di Melbourne dan tidak kehilangan satu set pun hingga semifinal.

Ia tampil sangat mengesankan dalam servisnya -- ia tidak menghadapi break point melawan unggulan teratas asal Serbia itu dan hanya dipatahkan dua kali dalam 88 servis game di Melbourne.

Sinner yakin dapat memberikan pengaruh di turnamen major dengan didorong oleh penampilan akhir tahun yang mengesankan ketika ia mengalahkan Djokovic dua kali.

"Sejujurnya saya benar-benar santai," kata Sinner, seperti disiarkan AFP, Minggu.

"Saya hanya berusaha bekerja sekeras mungkin dan dalam pikiran saya, saya merasa kerja keras selalu terbayar, dan kami bekerja sangat keras untuk impian kami."

"Kalau ini bisa terjadi, baguslah. Kalau tidak, saya berikan 100 persen, sisanya saya tidak bisa kendalikan," ujar petenis berusia 22 tahun itu.

Baca juga: Medvedev bangkit dari ketertinggalan untuk capai final Australian Open
Baca juga: Sinner akhiri dominasi Djokovic di Australian Open untuk capai final

Selanjutnya: Unggulan keempat
Unggulan keempat tersebut akan menjadi juara putra termuda di Melbourne sejak 2008, ketika Djokovic memenangi Grand Slam pertamanya pada usia 20 tahun.

Final di Rod Laver Arena akan mempertemukan dua petenis paling konsisten di tur -- sejak awal musim 2023, Medvedev dan Sinner telah memenangi lebih banyak pertandingan dibandingkan petenis yang lain.

Unggulan ketiga asal Rusia itu berupaya memenangi Grand Slam keduanya di final Australian Open ketiganya -- ia dikalahkan oleh Djokovic pada 2021 dan oleh Nadal pada tahun berikutnya.

Namun, jalannya menuju final sangat berbeda dengan Sinner. Dia menghabiskan 20,5 jam di lapangan -- hampir enam jam lebih lama dibandingkan Sinner.

Medvedev telah memainkan tiga pertandingan lima set yang melelahkan, bangkit dari ketertinggalan dua set untuk memenangkan dua set, termasuk melawan Alexander Zverev di semifinal.

"Saya lebih kuat dibandingkan sebelum turnamen ini karena sekarang saya tahu bahwa saya mampu melakukan beberapa hal, yang mungkin saya pikir saya tidak mampu," kata Juara US Open 2021 itu.

Medvedev, yang memainkan final major keenamnya, memimpin catatan head-to-head menang kalah 6-3 atas Sinner, namun petenis Italia itu telah memenangi tiga pertemuan terakhir, termasuk di ATP Finals pada November.

Petenis berusia 27 tahun Medvedev berharap pengalamannya akan membantunya melewati batas, meskipun ia mengakui lawannya telah meningkatkan permainannya ke "level yang berbeda."

"Saya tidak tahu bagaimana jadinya Jannik nanti, tapi saya sendiri, saya punya pengalaman ini. Saya akan mencoba yang terbaik. Saya akan berjuang untuk hidup saya, dan mari kita lihat siapa yang menang," ujar Medvedev.

Baca juga: Djokovic sebut kekalahan dari Sinner pertandingan Grand Slam terburuk
Baca juga: Sinner yakin generasi baru punya kemampuan untuk menangi Grand Slam
 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024