Jakarta (ANTARA News) - Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, mengharapkan hubungan kerjasama militer Indonesia-Amerika Serikat (AS) memiliki dimensi baru yang tidak hanya sebatas teknis kemiliteran, tetapi juga menyangkut kerjasama kemanusiaan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal kepada wartawan setelah mendampingi Presiden Yudhoyono menerima Kepala staf gabungan militer AS Jenderal Peter Pace di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa. "Tadi ada satu hal yang dibicarakan Presiden yaitu mengenai hubungan kerjasama antara militer RI-AS bisa memiliki dimensi baru," katanya. Menurut Dino, dimensi baru yang dimaksud Presiden Yudhoyono antara lain kerjasama kemanusiaan. "Presiden merujuk pada hubungan kerjasama antara TNI dengan militer AS menolong korban tsunami sebagai salah satu operasi militer selain perang," ujarnya. Kerjasama itu, menurut Presiden, perlu dilakukan tidak hanya antara militer Indonesia dan AS, namun dengan pihak lain, kata Dino. "Sebab, dewasa ini ancaman lebih banyak bersifat non-konvensional sehingga perlu dicari bentuk kerjasama yang baru," katanya. Pada kesempatan itu Dino juga mengatakan bahwa saat ini salah satu hubungan kerjasama militer RI-AS antara lain adalah pertukaran prajurit. "Saat ini sudah ada 57 orang yang berangkat dan terus berlangsung...kita berharap tidak ada gangguan yang berarti dan kerjasama antar militer terus berlangsung," ujarnya. Menurut Dino, pertemuan antara Presiden Yudhoyono dan Pace juga membicarakan sejumlah isu situasi internasional terutama masalah Timur Tengah dan Asia. Sementara itu Pace mengatakan bahwa dalam pertemuannya dengan Presiden Yudhoyono, kedua belah pihak saling berbagi ide mengenai bagaimana menyediakan perlindungan terbaik bagi rakyat masing-masing dan membantu mewujudkan perdamaian dunia. Dia juga mengatakan bahwa RI-AS juga menjajaki peluang kerjasama antara militer kedua negara di masa mendatang. Selain bertemu dengan Presiden Yudhoyono, Pace juga dijadwalkan bertemu dengan Menhan dan Panglima TNI dalam kunjungan satu harinya di Indonesia.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007