San Francisco (ANTARA News) - Sebuah "pesawat antariksa traktor" dapat dimanfaatkan untuk menyeret sebuah asteroid keluar dari lintasannya sebelum benda langit itu menghantam Bumi dengan konsekuensi katastrofik, para pakar menyatakan akhir pekan lalu. Astronot NASA, Edward Lu, mengemukakan penyelesaian gaya Hollywood itu, seperti meledakkan bom nuklir di angkasa luar untuk menghancurkan sebuah asteroid yang kemungkinan menabrak Bumi. Berbicara pada pertemuan tahun Asosiasi bagi Kemajuan Sains, Lu menjelaskan cara yang paling mungkin yang akan dipakai adalah menggunakan tarikan gravitasi untuk mengubah lintasan asteroid itu. "Sejumlah metode yang lebih sederhana yang banyak diperbincangkan orang ternyata, didasarkan atas pengamatan lebih jauh, tak sesederhana yang kita bayangkan," katanya kepada AFP. "Ada berbagai elemen dalam hal ini. Seperti menghantam mereka dengan bom atau menerbangkan pesawat antariksa ke arah mereka -- anda sungguh tak tahu akibatnya. Itu dapat membuat hal menjadi lebih buruk lagi." Menurut Lu, sebuah "pesawat antariksa traktor" kecil seukuran yang digunakan pada beberapa misi Apollo perlu digelar untuk menghalau asteroid berbahaya itu. "Pesawat antariksa itu akan ditempatkan mengambang di depan atau belakang mereka, dengan tujuan untuk menyeret asteroid itu dari lintasannya dengan gaya berat," papar Lu. Apophis Para ilmuwan AS kini memantau dengan seksama pergerakan Apophis, yang dijadwalkan akan melintas sekitar 32.000 km dari Bumi pada 2029. Para pakar sebelumnya telah menyatakan Apophis, yang dapat menghancurkan sebuah negara berukuran sebesar Inggris, jika menghantam Bumi, kemungkinan akan mengubah orbitnya, sehingga akan berada pada lintasan yang dapat menghantam Bumi saat asteroid itu melintas lagi pada 2036. Bagaimana sebaiknya respon masyarakat internasional terhadap ancaman asteroid itu akan menjadi topik empat seminar yang dimulai akhir tahun ini, dengan tujuan merancang sebuah kesepakatan untuk diajukan kepada PBB pada 2009. Russell Schweickart, Ketua Umum Asosiasi Penjelajah Antariksa, yang para anggotanya adalah astronot, menyatakan ada suatu kebutuhan bagi ditetapkannya berbagai prosedur yang diakui secara internasional untuk menghadapi asteroid. "Kita tahu bagaimana mengindentifikasi sebuah astroid, kita tahu bagaimana menghalaunya. Yang jadi masalah adalah siapa yang akan memikul tanggung jawab untuk menghadapinya. Siapa pengambil keputusannya?" kata Schweickart. Masalah tersebut terletak pada kenyataan bahwa tak mungkin untuk menetapkan lebih awal bagian bola dunia mana yang kemungkinan akan dihantam asteroid ketika benda langit itu pertama kali diidentifikasi akan mengancam planet Bumi. Schweickart mengemukakan kelompok kerja yang terdiri atas para ilmuwan, diplomat dan pakar terkemuka dalam hukum ienternasional akan mengupayakan rancangan sebuah persetujuan untuk dipertimbangkan PBB dalam jangka dua tahun mendatang. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007