Mogadishu (ANTARA News) - Sejumlah mortir menghantam kawasan istana presiden Somalia, Selasa, beberapa jam setelah Presiden Abdullahi Yusuf kembali ke Mogadishu, ibukota Somalia yang dilanda kekacauan. Pemerintah sementara Yusuf hari Senin mencapai kesepakatan untuk pindah ke kota pesisir itu, yang diguncang serangan-serangan gerilya hampir setiap hari yang dituduhkan pada gerakan muslim garis keras yang dikalahkan dua bulan lalu. "Kami melihat sejumlah mortir terbang di atas kami ke arah istana," kata seorang wanita yang tinggal di daerah berdekatan dan meminta tidak disebutkan namanya. Penduduk mengatakan, pasukan pemerintah dan sekutu Ethiopia mereka yang berpangkalan di kompleks perbukitan Villa Somalia segera melepaskan tembakan balasan dengan senjata artileri. Sedikitnya tiga daerah di kota itu dikabarkan terkena serangan, namun rincian mengenai hal itu belum diketahui, lapor Reuters. Dalam insiden-insiden lain di Mogadishu, Selasa, sebuah bom yang dikendalikan dari jarak jauh -- bom pertama semacam itu yang diketahui digunakan dalam kekerasan di Somalia -- menghancurkan mobil seorang pejabat kota, namun tidak jelas apakah ia berada di dalam kendaraan tersebut pada saat itu. Polisi menutup lkokasi ledakan dan mencegah wartawan melihat puing-puing akibat serangan itu. Di tempat lain lagi, dua warga sipil tewas dan tiga lain cedera ketika pasukan Ethiopia melepaskan tembakan setelah konvoi mereka diserang orang-orang bersenjata. Yusuf, yang berada di luar Mogadishu selama sekitar sebulan, kembali ke ibukota tersebut pada Selasa di tengah pengamanan ketat. Pemerintahnya ingin menegakkan kekuasaan di seluruh wilayah negara Tanduk Afrika itu setelah terkurung di kota selatan tengah Baidoa sejak berkuasa pada 2004. Pasukan Ethiopia sekutu mereka membuka jalan bagi kedatangan pasukan Uni Afrika yang mulai berdatangan di Mogadishu pekan lalu. Lebih dari 1.000 prajurit Uganda telah mendarat dan mendapat serangan sedikitnya dua kali.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007