New York (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat hadiah buku yang ditulis senator Amerika Serikat (AS) sekaligus kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Barack Obama, lengkap dengan tanda tangan dan kata kenangan. Buku autobiografi sekaligus analisa politik berjudul "The Audacity of Hope" itu dititipkan Obama melalui Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda yang bertemu dengannya di Washington DC, Kamis (Jumat WIB). Menurut Menlu yang dihubungi ANTARA-New York, kata kenangan yang disampaikan Obama untuk Yudhoyono tertulis "I appreciate your work in promoting US-Indonesia friendship" (Saya menghargai upaya Anda memajukan persahabatan AS-Indonesia). Namun tidak banyak pertanyaan yang diajukan Obama soal Presiden Yudhoyono. Pembicaraan Hassan-Obama, seperti yang diungkapkan Menlu, kebanyakan berkisar soal perkembangan terkini di Indonesia, peranan Indonesia di Asia Tenggara serta kerja sama dan kemitraan Indonesia-Amerika Serikat dalam memperluas kerja sama di berbagai bidang, antara lain anti-terorisme. "Tidak, kami juga tidak membicarakan soal pencalonan beliau," kata Hassan ketika ditanya topik soal pencalonan Obama untuk Pilpres AS tahun 2008. "The Audacity of Hope" adalah buku kedua karya Obama setelah "Dreams from My Father". Di buku keduanya tersebut, Obama pada halaman 271-279 banyak bercerita tentang Indonesia, termasuk tentang masa kecilnya saat tinggal di Jakarta, yang diakuinya pernah tinggal di rumah sederhana --sesuai dengan standar gaji ayah tirinya yang saat itu menjadi tentara berpangkat letnan. Di rumah tersebut, mereka tidak memiliki mobil, pendingin ruangan, kulkas, ataupun toilet siram. Teman mainnya saat itu kebanyakan adalah anak-anak petani, pembantu, tukang jahit dan pegawai toko. Namun sebagai seorang anak berusia tujuh atau delapan tahun, tulis Obama, hal itu tidak terlalu mengganggu dirinya. "Saya mengenang tahun-tahun itu sebagai masa yang penuh kegembiraan, petualangan dan misteri --mengejar-ngejar ayam dan menghindari kejaran kerbau, nonton wayang kulit malam-malam dan cerita hantu, tukang dagang keliling yang menawarkan permen lezat ke rumah-rumah," katanya. Menlu Hassan Wirajuda mengungkapkan bahwa dalam pertemuan mereka yang baru pertama kali dan berlangsung di Ruang Foreign Relations Committee di Gedung Senat, Washington, Obama mengungkapkan keinginannya untuk kembali mengunjungi Jakarta. "Beliau berharap bisa berkunjung ke Indonesia." "Namun beliau sadar dengan kesibukannya sekarang, rencana tersebut belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat. Kami tentu akan merasa senang jika Obama berkunjung ke Indonesia," kata Hassan. Pembicaraan Hassan dan Obama yang berlangsung selama sekitar 25 menit juga menyentuh topik tempat mereka menempuh pendidikan di universitas yang sama di AS, Harvard Law School. "Kami memang sama-sama lulusan Harvard. Waktu mahasiswa, kesenangannya adalah menghabiskan waktu di perpustakaan. Obama adalah mahasiswa yang cerdas sekaligus orang yang sederhana dan rendah hati," ujar Hassan. Untuk Hassan, Obama juga memberikan buku yang sama, "The Audacity of Hope" yang ia tandatangani dan tulisi "I wish you and your family all the best" (Sukses bagi Anda dan Keluarga).(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007