Havana (ANTARA News) - Pemimpin Kuba Fidel Castro yang sembuh kembali menuduh Presiden AS George W Bush melindungi seorang pengasingan Kuba yang dicari oleh Venezuela karena pemboman sebuah pesawat penumpang jet Kuba 30 tahun lalu. Dalam kolom surat kabar ketiganya dalam dua pekan Selasa, Castro mengatakan keputusan oleh seorang hakim AS bahwa seorang militan di pengasingan dan sekaligus bekas mata-mata CIA Luis Posada akan dibebaskan dengan uang jaminan hanya dapat dihasilkan karena instruksi Gedung Putih. Posada Carriles, 79, akan diadili pada 11 Mei dengan tuduhan kecurangan imigrasi. Seorang hakim di El Paso, Texas, memutuskan pekan lalu ia akan dibebaskan dengan uang jaminan hingga pengadilannya. Warga Venezuela kelahiran-Kuba itu tetap dipenjarakan atas permintaan penuntut federal. Kuba mengecam Washinton karena melakukan standar ganda dalam perangnya terhadap teror dengan menyembunyikan Posada Carilles karena hubungan masa lalunya dengan dinas intelijen AS. "Adalah Presiden Bush sendiri yang mengabaikan kejahatan dan karakter teroris dari tertuduh. Ia dilindungi dengan mendakwanya hanya dengan melanggar undang-undang imigrasi," tulis Castro dalam kolom yang dikeluarkan oleh pejabat Kuba melalui e-mail itu. Castro mencerca pemerintah AS karena keputusan untuk membebaskan "monster" itu sebelum ia diadili. "Tidak ada satu kata pun yang mengatakan mengenai korbannya yang tak terhitung, serangan bomnya di fasilitas pariwisata dalam beberapa tahun belakangan ini atau puluhan rencananya yang dibiayai oleh pemerintah AS untuk menyingkirkan saya secara pisik," tulis Castro. Pemimpin Kuba berusia 80 tahun itu telah tidak tampil di depan umum sejak menjalani operasi darurat perut yang memaksanya untuk menyerahkan kekuasaan kepada saudara laki-lakinya, Raul Castro, delapan bulan lalu. Dari tempat tidur sakitnya, Castro mengencangkan perang ideologisnya dalam waktu lama terhadap AS dengan menulis tajuk rencana di surat kabar partai Komunis di bawah judul "Refleksi Panglima Tertinggi. Pertama-tama ia mengecam rencana Bush untuk menggunakan hasil makanan untuk bahan bakar hayati sebagai "genosida" karena rencana itu akan menyebabkan kelaparan di antara orang miskin di dunia. Posada Carriles, yang dilatih oleh CIA dalam bahan peledak sebelum gagalnya serangan Teluk Babi 1962 terhadap Castro, dicari di Venezuela dengan tuduhan ia telah merencanakan pemboman 1976 atas sebuah pesawat terbang Kuba yang menewaskan 73 orang. Ia ditahan di Caracas pada 1976, tapi melarikan diri dari penjara pada 1985 dengan menyamar sebagai seorang pendeta. Posada Carriles juga dituduh melakukan pemboman di tempat pariwisata di Havana pada 1997. Ia dipenjarakan di Panama karena rencana untuk membunuh Castro dalam pertemuan puncak Ibero-Amerika pada 2000 tapi dimaafkan oleh Presiden Mireya Moscoso yang akan mengakhiri masa tugas, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007