Solo (ANTARA News) - Tinggi muka air (TMA) sungai Bengawan Solo terus dipantau, bahkan hampir 24 jam,  terkait meningkatnya intensitas hujan sejak awal pekan lalu.

Petugas selalu siaga terutama jika mendapat informasi di wilayah Klaten dan Boyolali dan sekitarnya dihujan teras, kata Koordinator Perawatan Dan Pengoperasian Pompa Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Purwoko kepada wartawan di Solo, Rabu.

Ia mengatakan apabila di daerah tersebut diguyur hujan deras kemungkinan permukaan air sungai Bengawan Solo bisa kembali meningkat, meskipun saat ini terah surut.

Dikatakan jika kondisi cuaca terus memburuk, maka pompa-pompa air di pintu air Joyontakan, Pucangsawit, Demangan dan Langenharjo siap dioperasikan. Pintu-pintu air tersebut juga akan ditutup, untuk menghindari luapan Bengawan Solo menggenangi permukiman melalui anak sungainya.

"Di pintu air Pucangsawit yang menjadi titik terendah, pompa akan dihidupkan mulai ketinggian empat meter. Sementara di Joyontakan, pompa dihidupkan saat TMA mencapai 2,5 meter," katanya.

Seluruh pompa air tersebut juga dipastikan mampu menyedot air dari sejumlah anak sungai Bengawan Solo, saat pintu air ditutup. Pengecekan pompa dilakukan setiap tiga hari, guna menghindari kerusakan maupun hambatan teknis lainnya.

"Biasanya air yang datang dari Klaten membutuhkan waktu sekitar 5-6 jam untuk sampai di wilayah Solo. Selisih waktu itulah yang kami optimalkan untuk mengkondisikan pompa-pompa air," katanya.

Ia mengatakan Selasa (4/10) siang, TMA Bengawan Solo di pintu air Joyontakan terpantau normal yakni tiga meter. Adapun TMA tertinggi selepas hujan deras pada Minggu sore tercatat setinggi empat meter, pada Senin dini hari. "Tapi sejak Senin pagi pukul 04.00 WIB, ketinggian air terus menyusut setelah pompa dihidupkan selama 12 jam sejak Minggu malam."

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surakarta, Gatot Sutanto, mengimbau warga untuk mewaspadai potensi hujan lebat dan angin kencang selama pekan ini.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan datangnya musim pancaroba pada awal Oktober.

Pewarta: Joko Widodo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016