Havana (ANTARA News) - Presiden baru Kuba Raul Castro, Ahad, berikrar akan berjaga-jaga terhadap campurtangan AS, saat ia mengambil-alih jabatan dari kakaknya Fidel Castro. "Kami telah membuat catatan mengenai serangan dan pernyataan campur-tangan secara terbuka oleh kekaisaran tersebut dan sebagian sekutu terdekatnya," kata Presiden baru Kuba itu, setelah memperoleh dukungan selama sidang khusus Majelis Nasional untuk menggantikan kakaknya. Fidel Castro (81) pekan lalu mengumumkan ia akan mundur, tapi tak hadir dalam sidang bersejarah --saat adiknya, Raul (76), menjadi calon tunggal yang diajukan untuk jabatan itu. Dalam pidatonya, Raul meminta Sdiang Majelis Nasional untuk memberinya wewenang guna berkonsultasi dengan kakaknya, Fidel, mengenai masalah yang sangat penting. Parlemen segera mengabulkan permintaan tersebut, saat Kuba menuntaskan peralihan jabatan dari kekuasaan setengah-abad oleh Fidel kepada Raul Castro, sehingga Havana tetap berada pada jalur komunis. "Fidel tak dapat digantikan; rakyat akan melanjutkan pekerjaannya ketika ia tidak lagi bersama kita secara fisik. Meskipun begitu gagasannya akan selalu berada di sini," kata Raul kepada anggota parlemen dalam pidatonya seperti dikutip AFP. "Saya menerima tanggung jawab yang telah diberikan kepada saya dengan keyakinan yang telah berulangkali saya sampaikan: hanya ada seorang Panglima Revolusi Kuba, Fidel adalah Fidel, dan kita semua mengetahuinya dengan baik."(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008