Bandarlampung (ANTARA News) - Dua mahasiswa diamankan aparat Poltabes Bandarlampung karena nekat menerobos iring-iringan rombongan capres Susilo Bambang Yudhoyono di depan pintu gerbang Universitas Lampung (Unila), Selasa siang.

"Mereka menerobos pagar betis aparat untuk menghadang rombongan SBY, kami terpaksa mengamankan, karena yang mereka lakukan itu sudah membahayakan keselamatan diri mereka sendiri dan orang lain," kata Kapoltabes Bandarlampung, Kombes Syauqie Achmad, di Bandarlampung, Selasa.

Meski demikian, kedua mahasiswa yang diamankan itu hanya dimintai keterangan dan diberi pengarahan di Poltabes Bandarlampung, lalu dilepaskan.

"Tidak masalah mereka berdemo, namun harus tetap tertib dan tidak mengarah kepada tindakan konyol yang membahayakan diri sendiri," kata dia.

Kedua mahasiswa yang diamankan di Poltabes Bandarlampung itu, masing-masing Boris Kaido, Mahasiswa Fakultas Pertanian Unila, dan Mardani Pura Rekti, Mahasiswa Politeknik Universitas Lampung (Polinela).

Mereka nekat menerobos pagar betis aparat saat iring-iringan rombongan SBY melewati tempat mereka berdemo, di Pintu gerbang Unila, sekitar Pukul 10.00 WIB.

Sebelumnya, mahasiswa melakukan aksi demo dan menuntut kepada semua capres untuk menandatangani kontrak politik yang dibuat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), yang disebut Tujuh Gugatan Rakyat (Tugu Rakyat).

Tujuh Gugatan Rakyat itu meliputi, nasionalisasi aset strategis bangsa, mewujudkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia, dan menuntaskan kasus BLBI sebagai perwujudan kepastian hukum di Indonesia.

Kemudian, tuntutan selanjutnya adalah mengembalikan kedaulatan bangsa pada sektor pangan, ekonomi dan energi, menjamin keterjangakauan harga kebutuhan pokok bagi rakyat, reformasi birokrasi dan berantas mafia peradilan, dan menyelamatkan lingkungan Indonesia.

Aksi dilakukan oleh Aliansi BEM SI Lampung, yang merupakan gabungan dari sejumlah BEM di antaranya, BEM UNILA, BEM Polinela, BEM Poltekkes, BEM Stain Metro.

Aksi ini mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian karena dilakukan di perbatasan antara kampus Unila dan jalan Zainal Abidin Pagar Alam, yang menjadi jalur iring-iringan rombongan SBY.

Aksi yang semula berlangsung damai menjadi memanas saat rombongan akan mulai melewati lokasi demo.

Aparat yang membuat pagar betis, kecolongan saat dua dari pendemo berhasil menerobos aparat, berdiri di jalan yang dilewati SBY, dan membawa spanduk.

Polisi kemudian bertindak cepat dengan mengamankan kedua mahasiswa nekat itu.

Keduanya dimintai keterangan selama tiga jam di Ruang Reskrim Poltabes Bandarlampung, kemudian diberi pengarahan oleh Kapoltabes Bandarlampung, Kombes Syauqie Achmad.

Sementara itu, Presiden BEM Unila, Aris Supriyanto, mengatakan tindakan menerobos itu merupakan tindakan spontanitas, sebagai ungkapan kejengkelan mahasiswa terhadap pengamanan aparat yang mereka anggap berlebihan.

"Itu bukan tindakan yang direncanakan, murni spontanitas, kami hanya ingin para capres itu peduli dengan tuntutan kami," kata dia.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009