Tangerang (ANTARA News) - Rani Juliani, istri ketiga Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnain, tidak tampak di rumah Jalan Kampung Kosong Panunggan RT 01/04 No 8, Pinang, Kota Tangerang, Banten, pada Hari Lebaran.

"Rani tidak ke sini, adik saya tidak pulang untuk berlebaran di rumah bersama keluarga,"ujar kakak Rani, Ny E`eng di depan rumah Rani di Tangerang, Senin.

E`eng mengatakan, tidak pulangnya Rani karena adiknya masih menjadi saksi penting bagi Mabes Polri untuk mengungkap kasus peristiwa pembunuhan terhadap Nasrudin Zulkarnain.

"Selama puasa Rani juga tidak pernah ke rumah karena Rani masih di Polri, tanya saja ke Polri mengapa Rani tidak diperbolehkan pulang berlebaran di rumah,"kata Ny E`eng.

Dia mengaku bahwa Rani hanya menelefon orang tuan maupun dirinya serta keluarga lainnya untuk mengucapkan selamat Idul Fitri.

"Rani sudah telpon ke orangtua dan kami sekeluarga. Dia (Rani) meminta maaf,"jelas Ny E`eng.

E`eng bersama keluarga begitu mengharapkan adiknya bisa kembali bersama keluarga merayakan Hari Lebaran di Panunggan RT 01/04 No 8, Pinang, Kota Tangerang.

"Kami ingin sekali Rani kembali berkumpul bersama keluarga pada hari Lebaran, karena sudah lama Rani tidak pulang ke rumah,"aku wanita berkerudung putih ini.

Sementara itu, tetangga di depan rumah Rani, Ny Neng menyatakan, Ia tidak melihat wajah wanita ayu berkulit putih itu berlebaran bersama keluarga.

Bahkan, selama puasa bulan Ramadhan sekalipun perempuan kelahiran 1 Juli 1986 tidak pernah pulang ke rumahnya.

"Hari Lebaran Minggu (20/9) kemarin sampai hari ini Senin (21/9) Rani tidak ada di rumahnya, kita hanya ketemu kakak dan orang tua Rani pada hari Lebaran,"ujar perempuan pemilik warung di depan rumah Rani.

Rani Juliani menjadi terkenal setelah peristiwa penembakan yang menewaskan direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnain, di Padang Golf Modernland, Tangerang, 14 Maret 2009 lalu.

Wanita berusia 23 tahun itu menjadi sosok penting dalam kasus terbunuhnya Nasrudin Zulkarnain terkait cinta segitiganya dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non-aktif Antasari Azhar.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009