Jakarta (ANTARA) - Kekhawatiran akan keselamatan dan keamanan di tengah pandemi COVID-19 yang masih tinggi di Tokyo, Jepang, menjadi pertimbangan dasar untuk membatalkan turnamen tenis putri WTA Pan Pacific Open.

Pekan lalu, wadah tenis profesional putra ATP dan tenis profesional putri WTA putri terpaksa membatalkan semua turnamen yang tersisa di China tahun ini, setelah dikeluarkannya larangan acara internasional di negara tersebut akibat pandemi.

Baca juga: Seluruh turnamen tenis di China batal digelar

Dalam pernyataan resminya, panitia pelaksana menyebut sudah mencari solusi protokol keamanan agar acara tetap bisa terlaksana. Namun mengingat kondisi yang sulit diperkirakan maka diputuskan untuk pembatalan.

"Komite eksekutif bersama WTA, telah mempertimbangkan berbagai langkah seperti mengadakan pertandingan tanpa penonton. Tapi kami sampai pada kesimpulan yang sulit bahwa pembatalan adalah keputusan terbaik untuk kepentingan kesehatan masyarakat, terutama mengingat kekhawatiran tentang gelombang kedua penyebaran infeksi di Jepang," kata panitia seperti dilansir dari Reuters, Selasa.

Baca juga: Pandemi masih berlanjut, panitia batalkan Washington Open

Jepang melakukan upaya skala besar untuk menghindari infeksi masal yang telah menewaskan puluhan ribu orang di luar negeri, tetapi lonjakan kasus pada satu pekan terakhir di Tokyo dan daerah perkotaan besar lainnya telah memunculkan kekhawatiran munculnya gelombang kedua di negara tersebut.

Pan Pacific Open adalah bagian dari turnamen Asia WTA dan telah diadakan setiap tahun sejak dimulai pertama kali pada 1984. Turnamen ini dijadwalkan berlangsung bulan September tetapi ditunda hingga November.

Setelah pembatalan, Korea Open di Seoul adalah satu-satunya acara yang tersisa di Asia pada kalender sementara WTA untuk tahun 2020.

Baca juga: Halep mundur dari Palermo Open, panitia kecewa

Musim tenis profesional dijadwalkan dimulai kembali setelah absen selama lima bulan dengan dibukanya Palermo Ladies Open.

Penyelenggara di Tokyo mengatakan mereka belum menentukan jadwal dan lokasi untuk edisi 2021.

"Ini adalah hasil yang mengecewakan, tidak hanya untuk petenis dari luar negeri yang berpartisipasi setiap tahun, tetapi juga untuk penggemar tenis di Jepang dan luar negeri," kata mereka.

Mantan petenis nomor satu dunia Naomi Osaka menciptakan kemeriahan setelah keluar sebagai pemenang di acara tahun lalu yang berlangsung di Osaka, tempat ia dilahirkan.

Baca juga: Vakum empat bulan, WTA gelar tiga turnamen beruntun pada Agustus
Baca juga: Murray sebut perubahan jadwal ATP masih tidak aman
Baca juga: Final Piala Davis ditunda hingga 2021

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020